Sebuah sumur bor di Desa Cijeruk, RT02/RW11, Kecamatan Kabupaten Sumedang, mengeluarkan gas. Kemunculan gas itu membuat warga sekitar was-was.
Sumur bor tersebut dikerjakan di lahan milik warga yang di wakafkan untuk penampungan air yang nantinya akan disalurkan kepada warga sekitar.
Ketua RW11, Kusnadi mengatakan keluarnya gas dari galian sumur tersebut merupakan fenomena alam. Pasalnya gas yang dikeluarkan tidak mengeluarkan bau yang menyengat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semburan api berawal saat pekerja pembuat sumur bor sedang menggali sumur dengan menggunakan mesin bor, tiba-tiba dalam kedalaman 97 meter ada pipa yang patah, dan para pekerja pun menghentikan pengeborannya," kata Kusnadi kepada detikcom, Kamis (2/4/2020).
Bahkan dari keterangan pekerja, kata Kusnadi, awalnya para pekerja ini mengira sumur tersebut akan mengeluarkan semburan air. Sebab terdengar suara gemuruh seperti air yang akan menyembur.
"Saat mereka berhenti mengebor, terdengar suara gemuruh di dalam tanah, dan para pekerja pun menganggap suara gemuruh tersebut merupakan suara air, tapi ternyata suara itu adalah suara gas," ucapnya.
Beruntung pada saat kejadian para pekerja tidak ada yang terluka, hanya saja mereka khawatir gas tersebut akan menimbulkan bahaya nantinya.
"Tiba-tiba api menyambar, ketinggian api sekitar 1,5 meter. Alhamdulillah para pekerjan semuanya selamat," kata Kusnadi.
Kusnadi mengatakan, pengerjaan sumur bor ini sudah dilakukan kurang lebih satu bulan, bahkan saat awal pengerjaan kondisi kontur tanahnya pun biasa saja tidak ada kendala.
"Untuk menjaga hal yang tidak diinginkan, pipa dari lokasi pengeboran yang berukuran 10 inci ini sudah kita salurkan menggunakan peralon yang berukuran dua inci yang ditutup menggunakan keran, agar semburan gas tidak menyebar," katanya.
Setelah melaporkan kejadian ini, kata Kusnadi, kemarin, Rabu (1/4) pihak Dinas Perkim Kabupaten Sumedang, langsung mendatangi sumur tersebut untuk dilakukan pengecekan sementara.
Namun menurut Kusnadi, warganya masih resah lantaran kandungan gas tersebut belum dicek secara pasti, berbahaya atau tidak. Untuk itu, dirinya masih menunggu kepastian dari pihak Geologi untuk mengecek lebih lanjut.
"Kami berharap Pemprov Jabar atau Pemkab Sumedang melalui dinas terkait segera melakukan pengecekan kandungan gas tersebut, soalnya belum pasti apakah ini berbahaya atau tidak," tutur Kusnadi.
(mud/mud)