Pemerintah meminta masyarakat untuk melakukan social distancing untuk mencegah penyebaran pandemi virus Corona.
Di Kabupaten Garut, Jabar, hal tersebut nampaknya tidak berlaku bagi para pedagang keliling yang kerap berjualan di sekolah.
Salah satunya dilakukan Dedih (49), seorang pedagang cilok yang kerap berkeliling di kawasan Tarogong. Di tengah wabah virus Corona, dirinya tetap berjualan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tetap berjualan karena ini mata pencaharian saya. Kalau tidak ya gimana keluarga saya makan," ucap Dedih saat berbincang dengan detikcom di kawasan Cimanganten, Tarogong Kaler, Senin (23/3/2020).
Dedih beralasan tetap berjualan lantaran kebutuhan ekonomi. Dedih biasa berjualan di sekolah-sekolah yang ada di Tarogong.
Dedih tidak kehabisan akal saat sekolah-sekolah yang kerap dia tongkrongan libur. Dia mengubah rute jualannya.
"Kalau sekarang lebih sering ke perum. Sekolah kan libur," ucap Dedih.
Meskipun nekat berjualan, Dedih mengaku penghasilannya turun drastis. Sebelum virus Corona Mewabah, Dedih mengaku bisa menjual cilok hingga 500 butir.
"Ampun sekarang sepi sekali. Sekolah kan libur, sedangkan saya kan andalannya jualan di situ. Saya biasa jualan jam 10, sekarang baru dapat penglaris itu jam 1. Jam 1 itu baru dapat Rp 10 ribu," katanya.
Meskipun begitu, Dedih mengaku pasrah dengan keadaan. Dia juga ikut was-was dengan virus Corona yang sekarang tengah mewabah ini.
"Kalau keputusannya (imbauan pemerintah) begitu ya saya mendukung saja. Tapi kalau berhenti jualan rasanya sulit," tutup Dedih.
(mud/mud)