Pemerintah Kota Cirebon menyiapkan sejumlah langkah demi mencegah penyebaran virus Corona. Salah satunya akan membubarkan kerumunan masyarakat yang melakukan kegiatan di luar rumah.
Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis mengaku telah memerintahkan Satpol PP dan petugas lainnya untuk membubarkan kegiatan warga yang mengundang keramaian. Hal itu dilakukan semata-mata demi menekan penyebaran virus Corona yang telah menewaskan 49 orang di Indonesia.
"Nanti petugas dari TNI, polisi, Pemda Kota Cirebon akan membubarkan kerumunan masyarakat. Kita juga sudah buat edaran untuk mengurangi kegiatan di kantor, bekerjalah di rumah," kata Azis, Senin (23/3/2020).
Dia juga mengingatkan masyarakat meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi pandemi Corona. "Peningkatan kewaspadaan itu penting karena tujuannya untuk melindungi masyarakat. Sehingga Kota Cirebon tidak masuk ke zona merah penyebaran virus Covid-19 ini," ucapnya.
Azis juga mengatakan mulai hari ini pihaknya menyemprot disinfektan di semua ruas jalan di Kota Cirebon.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kota Cirebon mencatat sekitar lima sampai 11 orang di Kota Cirebon tercatat sebagai orang dalam pemantauan (ODP) terkait virus corona. Angka tersebut naik secara signifikan setelah dibandingkan awal Maret lalu.
Kepala Dinkes Kota Cirebon Edy Sugiarto menyebut Kota Cirebon masuk dalam kategori 'zona merah' terkait penyebaran virus corona atau covid-19. Status zona merah itu berdasarkan kacamata ilmu kesehatan. Sebab, Edy mencatat sebanyak 41 orang yang tercatat sebagai ODP di Kota Cirebon, lima di antaranya sudah dinyatakan sembuh.
"Jadi sekarang sekitar 36 yang ODP. Ini ada peningkatan lima sampai 11 orang per hari. Hitungan ini sejak sebulan, artinya Cirebon sudah zona merah," katanya, Senin (23/3/2020).
Edy mengatakan Cirebon merupakan salah satu daerah yang banyak didatangi wisatawan. Ribuan orang datang ke Cirebon. Edy tak ingin terjadi ledakan pasien Covid-19 di Kota Cirebon. Sehingga, lanjut dia, perlu disiapkan segala antisipasinya, termasuk antisipasi jika sesuatu yang paling buruk terjadi.
"Peningkatan pasien ODP dalam sebulan sudah terlihat. Sementara saat ini darat, laut, udara (datang ke Cirebon) belum ditutup, semua masuk ke Kota Cirebon. Ribuan orang datang setiap hari. Bukannya kami menolak pendatang, tapi masyarakat harus dilindungi," kata Edy.
Edy tak menampik saat ini RSD Gunung Jati Kota Cirebon kekurangan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis. "APD juga sudah lampu merah. Semua serba kekurangan, serba terbatas. Sudah merah, sudah darurat kalau dihitung untuk kebutuhan 29 Mei 2020 nanti," ujar Edy.