Saat dikonfirmasi, Wakil Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan mengatakan dokter tersebut bernama dr Toni Daniel Silitonga, Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinkes KBB.
Hengky mengatakan, meskipun tergabung dalam Satgas Penanggulangan Covid-19, namun almarhum meninggal bukan karena terinfeksi Covid-19 yang belakangan tengah mewabah. Melainkan akibat penyakit jantung yang dideritanya sejak lama.
"Iya betul almarhum atas nama dr. Toni, ASN KBB yang juga bagian Satgas Penanggulangan Covid-19, tapi tidak langsung bersentuhan dengan pasien. Tugasnya hanya melakukan pemantauan dan edukasi pada masyarakat," ujar Hengky kepada detikcom, Jumat (20/3/2020).
Kondisi penyakit jantung yang diidap almarhum, kata Hengki, sudah masuk dalam taraf yang cukup parah sehingga mengharuskan dilakukan pemasangan ring pada jantungnya.
"Jadi sudah lama sakitnya dan sudah parah juga, karena yang saya tahu itu sampai dipasang ring di jantungnya. Tapi sehari sebelum meninggal almarhum masih sehat. Jadi saya cukup kaget juga dan baru dengar kabar ini barusan," terangnya.
Heng
ky mengungkapkan selama sebulan belakangan intensif bertemu dan bekerja bersama almarhum dalam melaksanakan pengobatan gratis.
"Mungkin bisa juga karena kelelahan, karena sebulan kemarin bareng-bareng saya di pengobatan gratis. Ditambah bertugas di Satgas Penanggulangan Covid-19. Karena tentunya sangat stres dan semua pihak merasakan hal yang sama," ungkapnya.
Menurut Hengki, masyarakat diharapkan tidak menyebarkan informasi yang salah terkait meninggalnya almarhum.
"Jadi saya juga sekalian meluruskan kabar yang beredar di masyarakat. Almarhum meninggal bukan akibat Covid-19, tapi sakit jantung. Masyarakat diharapkan cerdas menyerap informasi dan menyaring sebelum sharing," tegasnya.
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini