"Pernikahan, syariatnya adalah akad nikahnya yang terpenting, saya terima nikahnya Atalia Praratya, istri saya dan sah. Itu yang utama. Resepsi menurut saya nomor dua," ujar Emil di Gedung Sate, Kota Bandung pada Jumat (20/3/2020).
Ia khawatir jika resepsi dipaksakan, bisa menjadi momen penularan virus yang mengganggu saluran pernafasan itu. Terlebih saat ini, sudah terkonfirmasi ada 26 warga Jabar yang terinfeksi Covid-19.
"Jadi pilihannya akadnya saja usulan saya, resepsinya belakangan atau ada sebagian yang menunda dulu sampai suasana tenang dan nyaman," ujarnya.
Atau bila hendak memaksakan, ia mencontohkan ide kreatif pasangan pengantin di Malaysia yang menggelar konsep drive-thru. Jadi pengantin berada di pinggir jalan, kemudian tamu yang hadir masuk dengan menggunakan mobil.
Uniknya tak ada kontak fisik yang dilakukan, seperti tradisi bersalaman yang lumrah dilakukan di Indonesia. Kotak ampau pun disimpan di bagian depan, sehingga tamu bisa memasukkan angpau lebih mudah, sebelum akhirnya penyelenggara pernikahan membagikan makanan yang bisa dibawa pulang.
"Atau kaya di Malaysia ada Drive thru juga, jadi resepsinya tidak ramai-ramai cukup bersalaman dengan kreativitas itu. Tapi poin saya tidak perlu mengurangi kewajiban karena menikah juga adalah ibadah, saya kira tinggal caranya menyesuaikan," katanya.
"Semua ini berubah dengan fakta baru virus ini, maka pola kebiasaan pun menyesuaikan. Jadi tak ada istilahnya melarang, silakan saja tapi kurangi kerumunannya dengan jawaban saya tadi," katanya.
(yum/ern)