Dari 200 hidran yang ada di Kota Bandung, hanya lima saja yang saat ini berfungsi baik. Kondisi itu mengganggu kinerja petugas dari Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Alam (Diskar PB) Kota Bandung saat terjadi kebakaran.
"Hidran di Kota Bandung kurang lebih ada 200, tapi yang kita pergunakan ada di Cikapayang ada dua titik, Supratman dua titik dan di Pasar Kordon sudah jalan setelah berkoordinasi dengan PDAM," kata Kabid Kesiapsiagaan Operasi Pemadaman dan Penyelamatan, Diskar PB Kota Bandung Yusuf Hidayat di Balai Kota Bandung, Selasa (17/3/2020).
Dia mengaku saat ini tengah melakukan penyisiran untuk melihat kondisi hidran yang tersebar di sejumlah sudut kota. Pasalnya, lanjut dia, masih ada hidran yang masih berfungsi namun tidak maksimal atau debit airnya kurang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"UPT-UPT ini sedang melakukan penyisiran sejauh mana fungsi hidran ini. Karena, ada hidran ketika dikeluarkan debit air kurang. 200 itu bukan enggak aktif atau rusak, ada yang masih aktif tapi ada tekanan airnya kurang," ungkapnya.
Yusuf menyebut, dari 30 kecamatan dan 151 kelurahan, jumlah hidran di pemukiman warga masih kurang. "Kurang dong, bayangkan dari luas Kota Bandung ini dengan jumlah penduduknya," ujarnya.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan PDAM Tirta Wening untuk mengaktifkan kembali hidran yang sudah tidak mengeluarkan air. Seperti diketahui, hidran disuplai air baku PDAM. "Kita akan koordinasi dengan PDAM," tambahnya.
Yusuf meminta juga, kepada masyarakat untuk turut menjaga hidran yang ada di Kota Bandung. Selain itu pihaknya juga mengaku kerap memanfaatkan sumber air dari sungai atau lainnya saat proses pemadaman kebakaran.
"Kami minta kepada masyarakat untuk menjaga hidran-hidran itu karena banyak yang jail. Ada yang merusak dan menggergaji," ujarnya.
(wip/mso)