Wabah virus Corona mulai berdampak negatif terhadap aktivitas pariwisata di kawasan pantai Pangandaran. Meski tidak terlalu signifikan, pelaku usaha pariwisata mulai merasakan ada penurunan tingkat kunjungan.
"Tiga hari lalu kami meminta pengelola hotel dan restoran di Pangandaran untuk mengirim data kunjungan. Setelah kami rekap dan analisa, ada penurunan tingkat kunjungan sekitar 30 persen," kata Ketua BPC PHRI Kabupaten Pangandaran, Agus Mulyana, Selasa (10/3/2020).
Dia mensinyalir penurunan tingkat hunian hotel ini terdampak oleh isu wabah virus Corona di tanah air. "Indikasinya banyak calon pengunjung hotel yang membatalkan pesanannya," kata Agus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain isu virus Corona, faktor lain yang turut mempengaruhi adalah kasus pembunuhan Delis, siswi SMP di Tasikmalaya yang berlatar kegiatan study tour. "Rupanya pemerintah daerah setempat mengevaluasi kegiatan study tour, sehingga ada beberapa kegiatan study tour ke Pangandaran yang dibatalkan. Ini juga turut berdampak, jadi ada dua isu yang pertama Corona dan pembunuhan berlatar study tour," kata Agus.
Kendati demikian, penurunan tingkat hunian hotel itu masih dalam batas toleransi para pengusaha. Para pengusaha masih bisa bertahan dengan situasi ini tanpa harus merumahkan pegawai atau langkah lainnya.
"Pangandaran itu beda dengan Bali. Kalau Bali mayoritas dikunjungi wisatawan mancanegara. Sehingga dampak Corona terasa signifikan. Kalau Pangandaran mayoritas wisatawan lokal atau dalam negeri. Jadi masih bisa bertahan," kata Agus.
Lebih lanjut pihak PHRI juga telah memberikan himbauan atau sosialisasi kepada pengelola hotel mengenai tanda atau gejala seseorang yang terpapar virus Corona. Sehingga seandainya ada tamu hotel yang sakit, pengelola hotel bisa membantu atau memfasilitasi tamunya mengakses layanan kesehatan terdekat.
"Kami sudah kordinasi dengan pihak Puskesmas, untuk berjaga-jaga," kata Agus.
(mud/mud)