.webp)
Harga bawang bombai di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Cianjur merangkak naik mencapai Rp 140 ribu per kilogram. Kenaikan terjadi diduga akibat minimnya pasokan.
Salah seorang pedagang sayuran di Pasar Muka, Cianjur, Dani (32), mengatakan harga bawang bombai mengalami kenaikan sejak sebulan lalu. Bahkan kenaikannya sudah sekitar 350 persen dari harga normal, yang hanya Rp 30 ribu per kilogram.
"Selisih kenaikannya sampai Rp 110 ribu. Jadi yang awalnya harga paling mahal Rp 30 ribu per kilogram kini jadi Rp 140 ribu per kilogram," ujar Dani kepada detikcom, Jumat (6/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Naiknya harga bawang bombai, lanjut dia, disebabkan oleh minimnya pasokan, sedangkan kebutuhan pembeli masih tinggi. Tapi dia juga tidak bisa memastikan apakah pasokan terbatas akibat pengaruh panen atau ada faktor lainnya.
"Daya beli masih tinggi, meskipun harganya melonjak. Tapi mau jual juga susah, karena stoknya tidak ada. Saya juga jual tidak lebih dari 10 kilogram, sekarang sudah habis," kata dia.
Pedagang di Pasar Cipanas, Herman (30), mengatakan lonjakan harga terjadi pada awal pekan ini. Sebelumnya kenaikan terjadi tapi tidak signifikan.
"Jadi sebelumnya naik dari Rp 30 ribu jadi Rp 40 ribu, dan minggu lalu seharga Rp 45 ribu per kilogram. Tapi sejak kemarin harganya melonjak langsung jadi Rp 140 ribu per kilogram," ungkapnya.
Kepala Pasar Cipanas Heru Haerul Hakim mengatakan kenaikan harga bawang bombai terjadi akibat stok bawang bombai impor minim. Bahkan hanya beberapa pedagang yang masih menjual, sedangkan selebihnya sudah kehabisan stok.
"Yang ada juga sekarang tinggal 1-2 kilogram. Itu juga hanya beberapa pedagang yang masih punya stok, kebanyakan sudah habis. Mau jualan juga bukan hanya mahal, tapi stoknya dari distributor tidak ada," tuturnya.
Tonton video Kemenkes Sebut Surat Keterangan Bebas Corona Tak Bermanfaat:
