Beragam peristiwa terjadi di Jabar hari ini, Selasa (3/2/2020). Mulai pasien meninggal di Cianjur yang dipastikan negatif Corona hingga penemuan sosok yang disebut warga tuyul di Ciamis.
Pasien Meninggal di RSDH Cianjur Negatif Corona
Seorang pasien asal Bekasi meninggal di Rumah Sakit dr Hafidz (RSDH) Cianjur. Pria bekerja di PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk itu sempat disebut sebagai pasien suspect Corona. Kementerian Kesehatan RI menegaskan pasien tersebut negatif virus Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang di Cianjur dari data pemantauan kami termasuk 155 (spesimen) yang negatif. Jadi meninggalnya bukan karena COVID-19," ujar Sekretaris Ditjen P2P Kemenkes, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.
Sekadar diketahui, saat ini, sudah ada 155 spesimen yang diambil dari seluruh Indonesia. Dua di antaranya masih diperiksa.
"Kemudian kasus terakhir Indonesia, kami pemeriksaan untuk 155 spesimen. Di antaranya 2 positif yang kemarin (diumumkan), dan masih ada 2 yang belum diperiksa. Ini berasal dari 40 RS di 23 provinsi," ujar Yuri.
![]() |
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk menyatakan pasien yang meninggal tersebut adalah karyawannya. VP Corporate Communication Telkom Arif Prabowo mengatakan, menurut rekam medis, pasien tersebut punya riwayat penyakit yang berkaitan dengan pernapasan sejak 2010.
"Berdasarkan riwayat medis yang tercatat di perusahaan 10 tahun terakhir, yakni sejak tahun 2010 yang bersangkutan memiliki keluhan dan sering mengalami radang saluran napas dan batuk-pilek," ujar Arif dalam keterangan yang diterima detikcom.
Meski begitu, Arif mengatakan pihak Telkom hingga kini masih berkoordinasi intensif dengan Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan hasil laboratorium pasien tersebut.
"Adapun penyebab meninggalnya terkait dengan dugaan akibat infeksi virus Corona (COVID-19), saat ini kami sedang berkoordinasi intensif dengan Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium," ujarnya.
Sebagai informasi, seorang pasien lelaki, D (50), meninggal dunia di Rumah Sakit Dr Hafidz (RSDH) Cianjur. Ia semat hendak dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung.
Geger 'Tuyul' Bermuka Seram di Ciamis
Warga Ciamis, Jawa Barat, digegerkan oleh penemuan sosok misterius diduga menyerupai 'tuyul' di dalam sebuah botol kecil. Sosok tersebut ditemukan warga bernama Ibnu Kasir di belakang rumahnya Dusun Pahauran 02/06 Desa Sindangsari, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, pada Sabtu (29/2/2020).
Saat detikcom datang ke rumahnya Selasa (3/3), banyak warga yang berdatangan, mulai anak sekolah, ibu-ibu, hingga bapak-bapak, yang penasaran terhadap sosok diduga menyerupai 'tuyul' tersebut.
Ibnu Kasir, yang biasa disapa Mbah Gondrong, menceritakan penemuan sosok dalam botol tersebut. Awalnya ia sedang menyiapkan bambu untuk dijadikan pagar di belakang rumah.
"Setelah selesai, saya jalan di tanah itu melihat benda dalam botol kecil tertutup tanah, lalu saya ambil. Dilihat dalamnya ada penampakan sosok mirip bayi warna memerah," ujar Mbah Gondrong di rumahnya.
![]() |
Karena penasaran, Mbah Gondrong kemudian membersihkan botol yang berukuran 5-7 sentimeter dengan diameter 1,5 sentimeter itu. Ternyata di dalam botol kecil itu terdapat dua sosok misterius.
Sosok pertama menyerupai bayi yang masih merah, sosok kedua memiliki wajah menyeramkan, hidung panjang, kedua telinga memanjang. Keduanya memiliki kaki dan tangan lengkap dan terlihat sosok yang menyeramkan sedang memeluk sosok pertama yang menyerupai bayi.
Mbah Gondrong membenarkan sebagian warga menduga sosok itu adalah tuyul. Namun, menurutnya, benda tersebut hanya sosok yang menggambarkan bayi dan sosok gambaran jin dengan rupa menyeramkan.
"Wajahnya menyeramkan, berbeda dengan manusia. Memang kita sebagai umat Islam harus percaya terhadap hal-hal gaib," jelas Ibnu Kasir, yang sehari-hari bekerja sebagai petani dan guru ngaji.
Ia mengaku sejak menemukan benda tersebut dan kabarnya beredar luas, setiap hari selalu kedatangan tamu yang penasaran. Awalnya hanya anak-anak saja, tapi semakin lama banyak orang tua yang melihat langsung sosok dalam botol tersebut.
"Ya bagi saya ini hal baik kedatangan tamu, karena bisa bertemu orang-orang, bersilaturahmi. Kalau sebatas melihat saja tidak apa-apa," jelas Mbah Gondrong.
Penjualan Masker Terkait Heboh Corona
Masker medis dan masker jenis N95 di sejumlah apotek Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat (KBB) habis diburu pembeli. Masker-masker tersebut mulai kosong sejak satu bulan terakhir.
Berdasarkan informasi yang didapat, persediaan masker medis dan masker jenis N95 di sejumlah apotek mulai terbatas sejak kasus pertama Coronavirus mulai merebak ke seluruh dunia. Terakhir di Indonesia ada dua warga Depok yang dinyatakan positif virus mematikan tersebut.
Salah satunya apotek di Padalarang, Bandung Barat. Dari keterangan yang didapat, dalam satu bulan terakhir distributor masker sudah tidak mengirimkan suplai. Meskipun sempat ada pada tiga minggu yang lalu, jumlahnya sangat terbatas.
Seperti di salah satu apotek di Padalarang, Bandung Barat. Dari keterangan yang didapat, dalam satu bulan terakhir distributor masker sudah tidak mengirimkan suplai. Meskipun sempat ada pada tiga minggu yang lalu, jumlahnya sangat terbatas.
"Stok masker itu sebulan lalu sudah nggak ada. Sempat dikirim, tapi hanya 1 boks yang isinya 14 plastik, per plastik isinya hanya 4. Harganya per plastik Rp 13 ribu. Udah, hanya itu stok terakhir," kata Firman, seorang apoteker, saat ditemui detikcom.
![]() |
Bukan hanya mencari masker, masyarakat ramai memburu hand sanitizer dan suplemen imunitas untuk anak serta orang dewasa yang mengandung curcuma. Peningkatan pembelian suplemen tersebut dalam sehari hingga empat kali lipat dari biasanya.
"Sampai hari ini, pukul 10 pagi tadi sudah ada 15 orang yang cari hand sanitizer. Stok kami kosong juga sudah lama, sekitar dua minggu kemarin kosong. Kalau suplemen, banyak yang borong itu sejak tadi malam, mungkin buat jaga-jaga Coronavirus," tuturnya.
Stok hand sanitizer dan tisu basah di beberapa supermarket Kota Bandung terpantau habis. Hal tersebut diduga disebabkan oleh kekhawatiran masyarakat akan penyebaran virus Corona yang sebelumnya terkena pada dua warga asal Depok.
Salah satunya adalah supermarket yang berada di Bandung Indah Plaza. Salah satu pegawai toserba yang tidak ingin disebutkan namanya menuturkan stok bahan kebutuhan kesehatan untuk tangan dan masker habis. "Saya juga sebenarnya di rumah itu sudah ditanya-tanya terus istri, tapi di sini juga para pegawainya kehabisan masker dan hand sanitizer," katanya saat ditemui detikcom.
Berbeda di tempat sebelumnya, Riau Junction masih memiliki beberapa stok hand sanitizer. Namun setiap pembeli dibatasi untuk pembelian hand sanitizer maksimal tiga pembelian per orang dan tisu basah maksimal 6 pembelian per orang.
Nur (46), salah satu pengunjung supermarket, membeli hand sanitizer untuk masing-masing anaknya. Ia menuturkan kebiasaan ini dilakukan jauh hari sebelum adanya kasus virus Corona. "Kan kalau anak-anak makan di sekolah itu suka tidak cuci tangan, jadi biar cepat saja pakai ini (hand sanitizer)," katanya. Selain membeli hand sanitizer, Nur membeli hand soap berukuran 3,7 liter untuk kebutuhan keluarganya.
Sempat muncul fenomena panic buying atau kepanikan berbelanja setelah pemerintah mengumumkan dua warga Depok, Jawa Barat, terinfeksi virus Corona. Pemkab Cirebon mengajak masyarakat tak perlu panik untuk berbelanja kebutuhan pokok.
"Ya, jangan ikut panik untuk memborong ketersediaan pangan. Tidak perlu panik," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Diperdagin) Kabupaten Cirebon Dadang Heryadi saat berbincang dengan detikcom di kantornya.
Dadang menjamin stok pangan di Kabupaten Cirebon tetap aman. "Toh Corona itu saat ini tidak semua daerah kena. Kebutuhan bahan pokok cukup banyak, masih aman," kata Dadang.
Warga Minta Jalan Poros Tengah Garut Disetop!
Sejumlah warga di Garut menuntut Pemda menghentikan pembangunan jalan poros tengah Cilawu-Banjarwangi. Pembangunan jalan baru itu dianggap merusak lingkungan.
Massa yang tergabung dalam Konsorsium Penyelamatan Cikuray melakukan aksi unjuk rasa di halaman kantor DPRD Garut, Jalan Terusan Pahlawan, Tarogong Kidul, Selasa pagi.
Dalam aksi tersebut, massa melakukan long march terlebih dahulu dari bundaran simpang lima menuju kawasan kantor Bupati Garut sekitar 800 meter.
![]() |
Menurut koordinator aksi Aa Usep Ebit Mulyana, pembangunan jalur poros tengah Garut merusak ekosistem hutan Gunung Cikuray.
"Fakta kerusakan ekosistem kawasan Gunung Cikuray ini semakin terlihat dengan adanya alih fungsi lahan ini. Marak illegal logging, kemudian terganggunya habitat satwa-satwa yang dilindungi," kata Aa kepada wartawan di sela-sela aksi, Selasa (3/3).
Menurut Aa, pembangunan Jalur Poros Tengah itu dianggap merusak hutan dan dianggap sebagai alih fungsi lahan hutan Gunung Cikuray. Dampak kerusakan lingkungan, sambung Aa, sudah banyak dirasakan masyarakat. Mulai hilangnya mata air hingga meningkatnya ancaman banjir bandang dan longsor di musim hujan.
"Nanti bisa berimbas pada penurunan kualitas kehidupan masyarakat, baik sekitar kawasan maupun masyarakat secara umum," katanya.
Aksi tersebut berjalan tertib. Saat melakukan aksi, massa membawa berbagai poster berisi penolakan pembangunan jalur poros tengah. Selepas melaksanakan aksi, sebagian massa mengadakan audiensi dengan anggota Dewan dan perwakilan Pemkab.
"Kami berharap Pemkab membatalkan rencana pembangunan jalur poros tengah," ujar Aa.