RSUD Syamsudin Sukabumi Rawat Suami-Istri, Belum Disimpulkan Kena Corona

RSUD Syamsudin Sukabumi Rawat Suami-Istri, Belum Disimpulkan Kena Corona

Syahdan Alamsyah - detikNews
Senin, 02 Mar 2020 19:24 WIB
Walkot Sukabumi Achmad Fahmi
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi (tengah) (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)
Jakarta -

RSUD R Syamsudin SH menggelar jumpa pers terkait isu suspect corona yang yang sempat diposting oleh warganet di Sukabumi. Pihak rumah sakit membenarkan pihaknya merawat dua orang pasien, salah satunya bahkan sempat dirawat di ruang isolasi. Namun, keduanya belum bisa dipastikan terpapar virus corona.

Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi yang hadir dalam acara tersebut, menjelaskan kronologis terkait adanya pasien yang dirawat di RSUD R Syamsudin. Dia menyampaikan dua pasien itu datan pada Minggu (1/3/2020).

"Pada Minggu (1/3/2020) kemarin datang ke IGD sepasang suami istri yang tercatat beralamat di Kecamatan Cisaat. Datang setelah beberapa hari lalu mereka pulang dari ibadah umroh," kata Fahmi kepada awak media, Senin (2/3/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah itu, kata Fahmi, pihak rumah sakit melakukan penanganan terhadap dua pasien tersebut sesuai dengan prosedur yang berlaku. Hasilnya diketahui keduanya pulang umroh kemudian sempat transit di Abu Dhabi.

"Begitu mendapat informasi itu, teman-teman di RS melakukan protap yang telah menjadi pegangan resmi dan dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Karena pasien yang datang tuan S (58) dan istrinya Nyonya T (57) datang dengan gejala-gejala (mirip virus Corona)," tutur Fahmi.

ADVERTISEMENT

Menkes Sambangi RS Mitra Keluarga Depok, Imbau Semua Tak Panik:

Pasien S datang dengan gejala batuk pilek dan demam dilakukan pemeriksaan oleh dokter jaga. Kemudian petugas medis itu berkonsultasi dengan dokter paru-paru. Hasil konsultasi ditetapkan pasien S ini dalam kategori pemantauan.

"Karena (dalam tahapan penanganan) ada Kategori pemantauan, pengawasan, Probable dan Confirm. Tuan S kategori pemantauan. Kemudian sang istri juga diperiksa di IGD dikarenakan mengalami keluhan sesak nafas, batuk, pilek dan dilakukan konsultasi kepada dokter spesialis jantung dan paru. Untuk nyonya T hasil konsultasi akhirnya ditetapkan kategori pengawasan dan langsung dipindahkan ke ruang isolasi," ucap Fahmi.

Dia mengungkapkan, pasien tersebut diketahui memiliki riwayat penyakit jantung. "Sebelum berangkat umroh, pasien mengalami batuk dan pilek. Jadi memang ada gejala inlfluenza. Virus corona belum bisa diyakini kebenarannya, Covid 19 ini belum bisa diconfirm kalau kita belum mendapatkan hasil Labkes Kemenkes. Karena lab kita belum bisa melakukan confirm soal ini," kata Fahmi.

Sementara itu, Wadir Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Syamsudin SH, Rina Hestiana menambahkan pasien yang datang ke rumah sakit memang memiliki riwayat penyakit jantung dan paru.

"Kronologi sudah disampaikan oleh Pak Wali Kota, jadi memang ada riwayat penyakit jantung dan paru. Sehingga diagnosis pada saat dikonsulkan kemudian ditetapkan diagnosis dari dokter jantung adalah CHF gagal jantung kemudian hasil konsultasi dengan dokter paru lalu dilakukan pengobatan sesuai dengan diagnosa," kata Rina.

Menambahkan keterangan itu, Yanyan Rusyandi Direktur Umum dan Keuangan RSUD R Syamsudin SH menjelaskan saat ini pihaknya tidak menggunakan istilah suspect corona virus tapi Pneumonia.

"Kami sudah berdiskusi dengan para dokter spesialis, komite medik dan seluruh KSM untik diagnosa kita tidak menggunakan (istilah) suspect corona virus tapi pneumonia dengan misalnya tadi dengan pemantauan atau pneumoni dengan status pengawasan tidak ada lagi menggunakan istilah suspect corona virus. Karena (penyebutan) suspect corona virus itu sudah mengarah atau sudah pasti hampir corona virus," jelas Yanyan.

Salah seorang awak media kemudian menanyakan soal pneumonia itu adalah sama dengan dugaan adanya paparan virus Corona. Yanyan menjelaskan bahwa hal itu berbeda, tidak ada penyebutan dugaan dalam penanganan kasus tersebut.

"Tidak ada diduga, setiap kasus infeksi yang memenuhi kriteria baik pemantauan, pengawasan, confirm maupun probable itu pada saat menemukan maka diagnosanya adalah pneumonia. Nah tidak semua pneumoni itu corona virus, karena banyak sekali penyebab dari daripada pneumoni tersebut," ujarnya.

Pemberlakuan status pemantauan dan pengawasan kepada dua pasien jamaah umroh yang sempat disebut Yanyan terjadi karena keduanya sempat transit di Abu Dhabi yang disebutnya sebagai negara yang terjangkit virus corona.

"Hanya pada saat tadi (disebut) ada kontak dengan negara terjangkit makanya pneumoni tersebut ditambahkan kategorinya, pengawasan, pemantauan. Pneumoni itu penyakit yang biasa diderita oleh banyak pasien di kita, pneumoni itu infeksi pada paru yang pada pernapasan diiringi dengan gangguan respiratorik seperti influenza," ujar Yanyan.

Halaman 2 dari 2
(sya/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads