Keberadaan Sungai Citanduy bagi Kota Banjar Jawa Barat tak hanya sebatas potensi sumber daya alam. Lebih dari itu, Citanduy menyimpan nilai sejarah perjalanan panjang kehidupan masyarakat Banjar.
Bahkan arti nama Banjar sendiri memiliki keterkaitan dengan Citanduy. Merujuk kamus Bahasa Kawi-Indonesia, Banjar memiliki arti lingkungan, baris, berderet, berbaris. Makna ini memiliki kesamaan dengan kata berbanjar atau berbaris rapi ke belakang.
"Jadi bisa diasumsikan, bahwa nama Banjar itu muncul karena wilayah ini terdiri dari pemukiman yang berderet atau berbanjar di tepian Sungai Citanduy," kata Syarif Hidayat, pegiat sejarah budaya, beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Menelisik Makna Pangandaran |
Tak hanya itu, menurut Syarif, nama Patroman juga memiliki keterkaitan dengan Citanduy. Menurut kajian etimologi, kata Patroman berasal dari kata Pataruman, yang berarti tempat pengolahan daun Tarum yang dimanfaatkan masyarakat untuk proses pewarnaan kain.
Daun Tarum ini banyak tumbuh di tepian Citanduy. Itulah sebabnya Citanduy tak bisa dilepaskan Kota Banjar.
Untuk melestarikan warisan sejarah ini Pemkot Banjar sempat melakukan upaya penanaman pohon Tarum (Indigofera Tinctora) di taman pinggiran Citanduy serta di kawasan ruang terbuka hijau.
Sungai Citanduy merupakan jalur migrasi manusia pra-sejarah dari daerah pegunungan atau perbukitan dataran tinggi di daerah hulu, menuju ke wilayah pesisir Pangandaran. Pada masa awal penjajahan, jalur sungai Citanduy juga masih dimanfaatkan sebagai jalur pelayaran transportasi air.
Kaum penjajah pada zaman itu melakukan ekspedisi dan penelitian terhadap daerah-daerah pedalaman Jawa Barat, sarana transportasinya memanfaatkan sungai Citanduy. Pada masa itu pula di Citanduy wilayah Banjar terdapat semacam dermaga sungai sekaligus pusat perdagangan hasil bumi atau pasar terapung. Aktivitas perdagangan itu hingga kini masih berlangsung, yang tak lain pasar Banjar, lokasinya memang berada di pinggir Citanduy.
Di sisi lain, keberadaan Sungai Citanduy di Kota Banjar itu juga menjadi keunikan tersendiri. Hal itu tak lain karena Citanduy membelah kawasan Kota Banjar. Kondisi ini terang saja menjadi potensi besar, karena keberadaan sungai di tengah kota sejatinya bisa menambah eksotisme wajah kota.
Apalagi kontur Citanduy di Kota Banjar relatif rata sehingga arus air sungai tergolong tenang. Tak heran jika Pemerintah Kota Banjar terus melakukan penataan Citanduy, khususnya yang berada di kawasan kota. Untuk memperkuat bantaran sungai dibangun beton sheet pile.
![]() |
Pemkot Banjar memanfaatkan beberapa titik pinggiran Citanduy sebagai taman atau ruang publik yang representatif. Pemkot Banjar juga mengimbau agar bangunan di pinggiran Citanduy menghadap atau memiliki muka ke arah sungai, sehingga kesan kumuh bisa diminimalisasi. Ke depan Pemkot Banjar hendak membangun sistem transportasi sungai yang berorientasi wisata.
Citanduy selama ini telah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat Banjar. Air Sungai Citanduy menjadi sumber air baku bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anom.
Kekayaan, baik flora maupun fauna Sungai Citanduy, selama ini telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Ada beberapa jenis ikan khas Citanduy, di antaranya ikan bebeong, ikan preng-preng dan lainnya. Bahkan Citanduy juga menjadi habitat hewan-hewan buas seperti buaya, biawak dan ular, meski saat ini populasinya kian menurun.