Banjir masih mengepung sejumlah wilayah di Jawa Barat. Ribuan warga di Subang, Karawang, Indaramayu dan Bogor harus mengungsi akibat banjir hari ini. Di sudut Jabar lainnya, Pemkot Bandung buka suara soal aset perumahannya dijadikan pabrik narkoba.
Apa saja yang terjadi di Jabar hari ini berikut kilasannya:
Banjir Kepung Sejumlah Wilayah di Jabar
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banjir mengepung sejumlah wilayah di Jabar. Sedikitnya ribuan rumah warga di delapan kecamatan di Kabupaten Subang, terendam banjir dengan ketinggian mencapai 1,5 meter. Akibatnya, ribuan warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Kepala BPBD Kabupaten Subang Hidayat mengatakan, bencana banjir ini akibat air kiriman dari hulu. Curah hujan yang tinggi membuat debit air meninggi sehingga membuat air sungai meluap ke permukiman warga.
Lokasinya antara lain Sungai Cilamaya, Sungai Kamal, Sungai Ciasem, Sungai Cigandung, Sungai Cipunagara hingga beberapa anak sungai yang mengalir ke induk sungai.
Di antara delapan kecamatan yang terdampak banjir, dua desa di Kecamatan Pamanukan yang paling parah. Saat ini unsur terkait berkoordinasi untuk penanganan bencana banjir, termasuk evakuasi warga.
Bencana banjir pun terjadi di Karawang, 14 kecamatan terendam sejak pagi ini.
Berdasarkan pendataan BPBD Karawang, banjir berdampak pada 32.961 jiwa dan menyebabkan 9.514 orang atau 3111 keluarga mengungsi.
"Ketinggian air yang paling parah mencapai hampir dua meter di Desa Tamanmekar dan Desa Karangligar. Pagi ini air di Karangligar sudah se leher orang dewasa," kata Sekda Karawang Acep Jamhuri, Selasa (25/2/2020).
Hujan deras yang mengguyur wilayah Bogor pada malam hingga dinihari tadi membuat Sungai Cileungsi meluap. Akibatnya, ratusan rumah di Desa Bojongkulur, Cileungsi, Bogor terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 50 centimeter.
"Wilayah Bojongkulur mengalami banjir, ketinggian mencapai 40-50 centimeter. Rumah yang terdampak ada ratusan yah, itu tersebar di 8 RW," kata Kasie Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Muhamad Adam Hamdani, dikonfirmasi Selasa (24/2/2020).
"Tapi rumah yang terendam itu yang berada di sepanjang bantaran sungai cileungsi," tambah Adam.
Banjir juga merendam dua kecamatan di Kabupaten Indramayu, Jabar. Petugas kepolisian mendirikan posko bencana dan mengevakuasi warga terdampak banjir.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erlangga Saptono menyebutkan banjir di Kabupaten Indramayu itu merendam dua kecamatan yakni Patrol dan Sukra. "Kecamatan Sukra di Desa Bogor dan Sumuradem sudah surut. Aktivitas sudah normal," kata Erlangga dalam keterangan yang diterima detikcom, Selasa (25/2/2020).
Namun, lanjut Erlangga untuk wilayah Kecamatan Patrol banjir masih merendam dua desa, yakni Bugel dan Sukahaji. Ketinggian air di dua desa itu sekitar 10 hingga 20 sentimeter. Erlangga memastikan aktivitas warga di dua desa tersebut mulai kembali normal.
Pengakuan Dukun Bejat Pemerkosa Anak Tiri
Supriadi alias Dukun Eyang Anom (50), seorang dukun Kampung di Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat tega memperkosa dua anak tirinya. Di hadapan polisi dia mengaku ketagihan menyetubuhi dua anak tirinya tersebut.
Dua anak tirinya, yakni T (19) dan M (21), menjadi budak seks sang dukun durjana sejak masih duduk di bangku SD hingga lulus SMA. Bahkan M, yang kerap diperkosa setiap minggu akhirnya hamil dan melahirkan anak dari sang dukun Eyang Anom yang kini sudah berusia 4,5 tahun.
"Iya saya keenakan sampai akhirnya ketagihan merkosa anak tiri sampah hamil. Anak yang lahir dari M itu memang anak saya sekarang umurnya sudah lebih dari 4 tahun," kata Eyang Anom, Selasa (25/2/2020).
Saat M hamil dua bulan, ia sempat dinikahkan dengan seorang pria, namun lima hari kemudian bercerai. Selama menikah dengan pria tersebut, M masih sempat disetubuhi oleh pelaku.
"Dia saya nikahkan dengan anak teman saya, tapi saya suruh cerai. Selama nikah masih sering saya setubuhi juga, karena saya ketagihan," katanya.
Beruntung, saat ini M sudah menikah lagi dengan seorang santri pada Desember 2019 lalu dan kini hidup di sebuah pesantren.
Di hadapan polisi, Supriadi mengaku tidak ingat berapa kali ia sudah menyetubuhi kedua anak tirinya T dan M. Sebab hal itu dilakukan hampir 6 tahun lamanya.
"Kalau berapa kalinya saya juga sudah enggak ingat, tapi setiap minggu itu minimal satu kali pasti minta. Bisa satu kali bisa dua kali atau tiga kali. Kalau enggak nurut saya pasti marah dan ancam mereka," ucapnya.
Ia mengaku menyesal dengan apa yang diperbuatnya pada kedua anak tirinya. "Sekarang saya menyesal pak, kalau dulu saya ketagihan jadi enggak sadar sudah berbuat seperti itu," ujarnya.
Aset Pemkot Bandung Dijadikan Pabrik Narkoba
Pemkot Bandung buka suara terkait aset perumahannya yang menjadi pabrik narkoba di Jalan Cingised Komplek Pemda RT 03 RW 04 Kelurahan Cisaranten Endah, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung.
"Ada sekitar 120 kavling," kata Sekda Kota Bandung Ema Sumarna via pesan singkat, Selasa (25/2/2020).
Ema menyebut yang membangun bangunan di tanah milik Pemkot Bandung itu adalah penyewa. "Jadi tanah kosong yang membangun adalah masing-masing penyewa," sebutnya.
Pihaknya belum mendapatkan laporan, sejak kapan bangunan banyak berdiri di lahan Pemkot Bandung itu. Menurutnya, saat ini yang mengurus asat tersebut bada di DPKP3 Kota Bandung.
"Dulu di Disrum, terus ke BPKA, sekarang di DPKP3," ujarnya.
Terkait izin sewa, pihaknya pun belum mengetahui teknisnya. Teknisnya ada di DPKP3 Kota Bandung. "Itu teknisnya ada di DPKP3, setahu saya satu tahun sekali," kata Ema.
16 Tahun TKI Ciwidey Tak Pulang
Nasib malang menimpa Yayah Sopiah alias Sumarni (45), yang diketahui menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) sejak 2004 lalu. Selama 16 tahub, ia tak bisa pulang ke kampung halamannya di Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung.
Sejak 2007 pihak keluarga telah kehilangan komunikasi dengan Yayah, hingga dianggap sudah meninggal. Namun harapan itu hadir, ketika Ani, putri dari kakak Yayah, mendapat pesan bahwa ada seseorang melalui instagram meminta bantuan, dan memberikan alamat asalnya.
"Kang, saya kerja di Saudi, sudah lama saya tidak berkabar ke keluarga. Sedangkan HP saya rusak. Sekarang, saya minta bantuannya, alamat keluarga saya di Kampung Toge, Desa Margamulya. Semoga, Kang Dana bisa membantu, nama saya Yayah binti Ihun. Sudah lama di Saudi, 16 tahun)," isi pesan Yayah kepada @safeaih900.
Sontak keluarga terkejut dan langsung menelusuri akun tersebut hingga akhirnya dapat berkomunikasi dengan Yayah. Akun (56) kakak ketiga Yayah mengatakan, pihak keluarga langsung menghubungi Yayah di bulan November 2019.
Yayah bercerita tidak bisa pulang karena ditahan oleh majikannya yang belum membayar gajinya sepersen pun sejak pertama kali kerja.
"Keluarga sempat ngobrol, kalo Bibi (Yayah) hoyong (ingin) pulang," tutur Akun kepada detikcom, Selasa (25/2/2020).
Selain itu, Ani adik dari Yayah sempat berbincang dengan majikan dari Yayah. Ani mengatakan, majikan selalu menjanjikan bahwa akan pulang dalam beberapa minggu lagi, namun hingga hari ini tidak ada kabar.
"Iya, majikannya terus ngejanjiin kalo Bibi bakal pulang, sampai pernah ngejanjiin transfer uang. Tapi buktinya sampe sakarang belum," ujar Ani saat dihubungi via telepon (25/2/2020).
Perlu diketahui, Yayah sebelum memutuskan menjadi TKI ke Saudi Arabia, ia sudah memiliki 3 orang anak. Kini, ketiga anak Yayah tinggal bersama keluarga kakaknya.
Ani mendapatkan informasi dari Yayah bahwa kini Yayah berada di Kamis Mushut/ Abha, Saudi Arabia. Dan, majikannya bernama Salam Raje Abdul Hakan dan Mamah Zam Zam.
Namun, kekhawatiran keluarga muncul ketika Yayah sejak awal Februari 2020. Yayah sulit untuk dihubungi. Terakhir kali ketika Yayah menggunakan handphone majikannya.
"Bibi bilang kalo hp bibi rusak. Terus sempat dimarahi oleh istri majikan karena ternyata keluarga ada yang lapor dan info itu sampai ke majikannya," ujar Ani.
Kini Akun dan keluarga sedang berusaha mengurus ke pihak terkait termasuk Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bandung. Pada Selasa siang Akun menemui petugas di Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) Kabupaten Bandung.
"Kami sedang berusaha untuk pemulangan PMI yang bernama Yayah, akan mengusahakan, akan membantu beserta hak-hak PMI tersebut," ujar Staf Pekerja Migran Indonesia (PMI) Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bandung, Abudin, Selasa di LTSP Kabupaten Bandung.
Selain itu, pihak Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia Raya (Astakira) DPC Cianjur yang mengadvokasi kasus ini mengatakan sedang berusaha mencari keberadaan Yayah bekerja sama dengan pihak terkait.
Ketua Astakira DPC Cianjur, Ali Hildan mengatakan bahwa pihaknya sudah membuat laporan ke Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).
"Namun kini kami kekurangan data pendukung. Saya sedang coba melacak nomor ID majikan dan sebagainya," tuturnya.