Istri Lebih Mapan Dibanding Suami Picu Perceraian di Cianjur

Istri Lebih Mapan Dibanding Suami Picu Perceraian di Cianjur

Ismet Selamet - detikNews
Selasa, 25 Feb 2020 17:41 WIB
Pengadilan Agama Cianjur
Foto: Ismet Selamet
Cianjur - Angka perceraian di Kabupaten Cianjur mengalami peningkatan setiap tahunnya, dengan gugatan dari pihak perempuan lima hingga enam kali lipat lebih banyak dibanding cerai talak. Faktor ekonomi menjadi penyebab utama tingginya perceraian itu.

Berdasarkan data yang diperoleh detikcom dari Pengadilan Negeri Cianjur, pada 2018 tercatat ada 3.961 kasus perceraian yang ditangani, terdiri dari 3.394 cerai gugat dan 567 cerai talak.

Pada 2019, angka perceraian mengalami peningkatan menjadi sebanyak 4.415, terdiri dari 3.370 cerai gugat dan 645 cerai talak.

"Sedangkan di awal 2020 ini, kami sudah menerima ratusan permohonan perceraian. Pada 1 Januari hingga 24 Feberuari, tercatat ada 497 perkara cerai gugat dan 83 cerai talak," ujar Hakim sekaligus Humas Pengadilan Agama Kabupaten Cianjur, H Asep saat ditemui di ruangannya di Jalan Raya Bandung Cianjur, Selasa (25/2/2020).


Kebanyakan kasus gugatan tersebut disebabkan oleh faktor ekonomi. Mulai dari suami yang tidak menafkahi istri, penghasilan suami yang lebih kecil dari istri, hingga percekcokan berkepanjangan akibat faktor tersebut.

"Paling besar faktor ekonomi sekitar 70 persen dari total kasus perceraian, selanjutnya ada masalah akhlak dan KDRT sebesar 10 persen, kemudian terkait perselingkuhan dan lainya," ucap dia.

Dijelaskan dia, dari masalah penghasilan itu, banyak dari pihak istri yang merasa dirinya dieksploitasi oleh pasangannya. Mengingat suaminya hanya mengantarkan bekerja ke pabrik dan kembali ke rumah. Bahkan saat pulang, suami meminta untuk dilayani secara seksual. Hal itu nantinya akan berujung pada percekcokan jika memang komunikasi antara pasangan tidak baik.

Khusus untuk perempuan yang bekerja ke luar negeri, lanjut Asep, tidak sedikit suaminya yang tak bertanggungjawab atas penghasilan istri yang dikirimkan. Akibatnya perasaan dieksploitasi juga muncul.

"Makanya dari faktor ekonomi itu merembet, baik ke percekcokan yang berkepanjangan hingga dampak lainnya. Tapi pada intinya kembali ke masalah ekonomi. Ada juga yang karena istrinya berpenghasilan lebih besar, suaminya jadi minder," tuturnya.


Oleh karena itu, tambah Asep, perlu ada peran semua pihak dalam menekan angka perceraian di Kabupaten Cianjur. Di antaranya dengan membuka lapangan seluas-luasnya bagi kaum pria serta pelatihan keterampilan hingga mereka bisa berwirausaha.

"Kalau sekarang kan yang banyak bekerja itu perempuan. Mungkin bukan suaminya yang tidak mau bekerja tapi karena faktor perusahaan yang lebih banyak menerima buruh perempuan. Makanya ini jadi 'PR' bersama," pungkasnya. (ern/ern)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads