Hujan ekstrem mengguyur Karawang sejak Senin hingga Selasa subuh ini (25/2/2020). Sejumlah sungai pun meluap dan air naik ke pemukiman. Pendataan sementara 14 kecamatan diterjang banjir hingga pagi ini.
"Kemarin banjir melanda sembilan kecamatan, semalam 12 dan pagi ini bertambah jadi 14 kecamatan," kata Sekda Karawang Acep Jamhuri saat hendak berangkat meninjau banjir di Kantor BPBD Karawang, Selasa (25/2/2020).
Berdasarkan pendataan BPBD Karawang, banjir berdampak pada 32.961 jiwa dan menyebabkan 9.514 orang atau 3111 keluarga mengungsi. "Ketinggian air yang paling parah mencapai hampir dua meter di Desa Tamanmekar dan Desa Karangligar. Pagi ini air di Karangligar sudah seleher orang dewasa," kata Acep.
Acep menuturkan, Pemkab Karawang berpotenai menetapkan status tanggap darurat jika banjir semakin parah. "Saat ini stausnya masih siaga. Kita pantau situasi dan masih membahas untuk kenaikan status," kata Sekda.
Namun, melihat luasnya banjir dan banyaknya korban, kata Sekda, status banjir saat ini hampir di level tanggap darurat. "Status hampir menjadi tanggap," katanya.
Kepala BPBD Karawang, Yasin Nasrudin menuturkan banjir di akhir Februari 2020 ini disinyalir merupakan siklus 5 tahunan. Sebab, kata Yasin banjir parah terjadi sekira lima atau enam tahun lalu. "Terakhir banjir parah itu tahun 2014. Sekarang terjadi lagi (banjir parah). Ini disinyalir siklus lima tahunan," kata Yasin.
Adapun penyebab banjir di Karawang disinyalir akibat curah hujan ekstrem, drainase yang buruk dan sampah yang menyumbat siphon atau saluran air tertutup. "Di Perum BMI misalnya, siphon menyempit karena sampah dari Purwakarta dan pasar Cikampek," kata Dandim 0604 Karawang, Letkol Infanteri Medi Haryo Wibowo saat ditemui di tempat yang sama.
Simak Video "Stasiun Sudirman Banjir, Kereta Tak Dapat Melintas"
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT