Sejak pagi hingga, Jumat (21/2/2020) sore, sejumlah pemberitaan di Jawa Barat mendapat perhatian pembaca detikcom. Mulai dari kasus pemerkosaan yang dilakukam seorang dukun kepada anak tirinya hingga rusaknya situs Kesultanan Cirebon gegara proyek perumahan.
Berikut rangkuman beritanya:
Dukun Jadikan Anak Tiri Budak Seks
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salias Eyang Anom (50) bertahun-tahun menjadikan anak tirinya budak seks. Korban kini berusia 18 tahun.
Warga setempat mengenal Eyang Anom sebagai dukun. Selama 9 tahun atau sejak SD hingga lulus SMA, korban menahan rasa takut karena diancam Eyang Anom.
Aksi keji dukun tersebut terungkap setelah korban bercerita kepada ibu kandung. Itu pun setelah sang ibu berselisih dan meminta cerai dengan pelaku Eyang Anom.
Menurut cerita si ibu dari mulut keterangan korban kepada Ketua RW setempat, Dudi Suwandi, Eyang Anom mulai mencabuli anak tirinya itu saat kelas 3 SD atau saat usia 9 tahun. Setelah korban masuk SMP, Eyang Anom mulai menyetubuhinya.
"Jadi selama dia SMP sampai lulus SMA itu sering diperkosa pelaku. Kata korban yang cerita sama saya dan ke ibunya, seminggu itu beberapa kali ayah tirinya selalu minta sama dia. Ya tentu dengan paksaan dan ancaman," kata Dudi saat ditemui, Jumat (21/2/2020).
Untuk lebih meyakinkan pengakuan korban, Dudi bersama sesepuh didampingi pihak kepolisian mendatangi pelaku untuk menanyakan kebenaran kabar tersebut.
"Kita sempat datangi juga pelakunya. Dia bahkan bilang ini urusan keluarga, karena aib. Tapi dia mengaku memang sudah melakukan pencabulan dan menyetubuhi anaknya sendiri. Bahkan dia sempat nangis-nangis minta diampuni sama anak dan istrinya," tutur Dudi.
Namun hal tersebut tidak menyurutkan niat sang ibu dan korban yang sudah terlanjur marah dan kecewa akibat ulah Eyang Anom. Keluarga melapor polisi.
Saat ini pelaku sudah ditangkap polisi. Eyang Anom masih diperiksa polisi.
Situs Kesultanan Cirebon Rusak
Salah satu situs keramat peninggalan Sultan Sepuh V Matangaji di Kota Cirebon, Jabar, rusak akibat pembangunan perumahan. Petilasan Sultan Matangaji itu kini rata dengan tanah.
Petilasan Sultan Matangaji itu berada di Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Situs tersebut merupakan tempat meditasi Sultan Matangaji saat melawan kolonial.
Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat meradang saat mendapatkan informasi tentang rusaknya petilasan Sultan Matangaji itu. Arief mengaku telah menyurati Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis terkait rusaknya peninggalan bersejarah tersebut.
Saya waktu itu masih berada di luar kota. Kemudian dapat laporan tentang itu (perusakan situ). Saya panggil tim situs dan juru kunci. Ya sangat kami sesalkan. Ternyata sudah sebulan kejadiannya," kata Arief saat berbincang dengan detikcom di Keraton Kasepuhan Cirebon, Jumat (21/2/2020).
Arief mengatakan situs Sultan Matangaji sengaja diratakan dengan tanah oleh pihak pengembang perumahan. Kondisi situs sudah tertimbun tanah yang hendak dibangun perumahan. Tersisa hanya beberapa batu bata merah.
"Pihak developer ini tidak berkoordinasi dengan kita. Tiba-tiba langsung diratakan dengan tanah. Jelas kami prihatin. Alasannya bahwa itu bukan situs. Padahal jelas itu situs atau petilasan," kata Arief.
PKS Dukung Kang Emil di Pilpres 2024?
Meski Pilpres 2024 masih cukup lama, sejumlah sosok nama sudah mulai disebut akan meramaikan pertarungan politik lima tahunan tersebut. Salah satunya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum secara gamblang menyebut pria yang akrab disapa Kang Emil itu sebagai calon presiden 2024. Ucapan wakil Kang Emil itu tentu mengandung maksud yang dalam.
Selain itu, penampilan Kang Emil bersama Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo bermain TikTok juga jadi perbincangan hangat di media sosial. Pengamat politik UGM Arya Budi menilai ketiga gubernur itu serius maju Pilpres 2024.
"Jadi saya membaca mereka cukup serius untuk mempromosikan terkait (Pilpres) pada 2024. Cuma persoalannya apakah mendapat parties support (dukungan partai). Itu kan yang jadi persoalan, karena logika elite itu berbeda sekali dengan logika publik," kata Arya saat dihubungi.
Isu semakin kuat dengan berembusnya kabar sejumlah partai telah memberi tawaran kepada orang nomor satu di Jawa Barat ini untuk maju dalam pertarungan Pilpres 2024. Salah satunya adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Saat dimintai konfirmasi, Ketua DPW PKS Jabar Haru Suandharu membantah isu tersebut. Menurutnya, masih terlalu jauh untuk berbicara Pilpres 2024.
"Nggak itu kemarin (Kang Emil diundang di acara PKS), terus ada wartawan tanya ke presiden partai soal dukungan ke Kang Emil (pada 2024). Pak Presiden (Sohibul Iman) jawabnya masih kejauhan," ucap Haru saat dihubungi, Jumat (21/2/2020).
Dia mengungkapkan, saat ini partainya masih berfokus untuk menghadapi Pilkada Serentak 2020. Pihaknya belum terlalu memikirkan soal Pilpres 2024.
"Sekarang kita masih ngebahas Pilkada Serentak 2020," ucapnya.
Bos WO Penipu Cianjur Minta Maaf
Bintang Juwita Maghfirly (27) menyandang status tersangka dalam kasus penipuan berkedok jasa wedding organizer (WO). Bos dari WO Highlevel itu mengakui kesalahannya. Para korbannya mayoritas pengantin kalangan milenial.
Bintang mengaku ada beberapa acara pernikahan yang tidak terlaksana karena ulahnya. Tapi dia tidak menyebut pasti berapa uang yang sudah ditarik dari para korbannya.
"Ada belasan yang tidak tergarap, di antaranya yang sudah laporan itu. Tapi saya akan tanggung jawab," kata Bintang di Mapolres Cianjur, Jumat (21/2/2020).
Bintang meminta maaf kepada kliennya yang sudah dirugikan dan warga Cianjur dengan kegaduhan akibat perbuatannya. Dia berjanji tetap kooperatif menjalani proses hukum.
"Saya tanggung jawab, pasti tanggung jawab. Karena saya juga ingin masalah ini segera selesai. Saya minta maaf pada orang-orang yang dirugikan," ujar Bintang.