Ridwan Saidi Balas Menepis dan Gelombang Protes Warga Ciamis

Ridwan Saidi Balas Menepis dan Gelombang Protes Warga Ciamis

Dadang Hermansyah - detikNews
Jumat, 14 Feb 2020 15:06 WIB
budayawan Betawi Ridwan Saidi
Ridwan Saidi (Foto: Ari Saputra/detikcom)
Ciamis -

Seluk beluk Kerajaan Galuh disorot Ridwan Saidi, budayawan Betawi. Dia menyebut Galuh artinya brutal. Rekaman video Ridwan Saidi muncul di YouTube akun Macan Idealis dan menyebar hingga dilihar warga Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Ridwan Saidi yang akrab disapa Babe Saidi, juga berseloroh tidak ada kerajaan di Ciamis. Sontak ungkapan-ungkapan lelaki yang kerap tampil di layar kaca acara diskusi itu mendapat kecaman sejumlah elemen masyarakat Ciamis.

Babe menepis protes warga Ciamis. Sewaktu dikonfirmasi detikcom, Kamis (13/2/2020), Babe Saidi mengaku tidak bermaksud mencemooh sejarah di Ciamis, Ia justru mengajak melakukan penelitian terkait sejarah Sunda Galuh.

"Saya enggak punya niatan lain, anak Betawi saya kritik abis-abisan. Ane enggak ada pamaksadan nu aneh-aneh enggak ada (saya tidak bermaksud yang aneh-aneh tidak ada)," ucapnya saat dihubungi melalui sambungan telepon.


Menurutnya, kata Galuh itu berasal dari bahasa Armenia yang berarti brutal. "Bukan dari saya, masa ngarang, saya enggak bisa ngarang-ngarang dong, yang bener aje," ucap Babe Saidi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Video Polemik 'Galuh Brutal', Warga-Tokoh Minta Ridwan Saidi Sambangi Ciamis :

ADVERTISEMENT

[Gambas:Video 20detik]



Ia juga menjelaskan terkait pernyataan yang menyebut di Ciamis tidak ada kerajaan. Menurutnya salah satu indikator pernah berdiri sebuah kerajaan dilihat dari faktor ekonomi. Pasalnya hal itu adalah penunjang penghasilan kerajaan. Contohnya saja emas.

"Apakah ada di situ (Ciamis) emas (tambang emas)?" ucapnya.

Dia mengungkapkan kerajaan di Jawa Barat yang memiliki emas hanya Kerajaan Sunda, Pakuan dan Sumdang. Kemudian indikator lainnya adanya pelabuhan komersil yang bisa menunjang ekonomi kerajaan. Menurut Ridwan dua indikator itu tidak ada di Ciamis.

Terkait dua situs peninggalan sejarah di Ciamis yang ada saat ini, yaitu Situs Ciung Wanara Karangkamulyan dan Astana Gede Kawali, menurut Babe Saidi bukan menjadi bukti adanya kerajaan. Dia menjelaskan Astana Gede memiliki arti pusat kota baru yang besar, sedangkan Karangkamulyan artinya tempat tinggal terhormat.

"Itu namanya Astana Gede artinya astana itu pusat kota baru, jadi itu bukan kerajaan. Karangkamulyan itu tempat tinggal terhormat artinya. Sama juga di Jakarta ada karang tengah, karena karang artinya tempat tinggal," tutur Babe Saidi.


Warga dan tokoh Ciamis bereaksi. Gelombang protes berlangsung pada Kamis (13/2) dan Jumat (14/2/2020).

Berbagai elemen masyarakat Ciamis, dari akademisi, budayawan, tokoh masyarakat, kabuyutan hingga Pemda Ciamis melakukan pertemuan di Universitas Galuh Ciamis, Kamis (13/2/2020). Mereka bertemu untuk menyikapi pernyataan dari Saidi yang menyebut di Ciamis tidak ada kerajaan dan Galuh artinya brutal. Versi mereka Galuh itu adalah Galeuh berarti hati yang terdalam.

Pernyataan sikap ini dibacakan oleh Rektor Universitas Galuh sekaligus Ketua Dewan Kebudayaan Ciamis Yat Rospia Brata. "Tidak menerima pernyataan Ridwan Saidi tentang prasasti dikatakan palsu. Dengan demikian kami minta Ridwan Saidi dalam waktu 2x24 jam datang ke Ciamis untuk membuktikan semua omongannya, prasasti di sini banyak," ucap Yat Rospia.

Yat juga menegaskan apabila Ridwan Saidi tak datang dalam batas waktu yang ditentukan, semua elemen di Ciamis akan melaporkan persoalan ini kepada polisi.

Gerakan protes berlanjut di di Alun-alun Ciamis, Jumat (14/2/2020). Budayawan, kabuyutan, organisasi masyarakat, suporter sepakbola balad Galuh melakukan orasi mimbar bebas. Bahkan, aksi ini dihadiri langsung oleh Bupati Ciamis Herdiat Sunarya dan Wakil Bupati Ciamis Yana D Putra.

Budayawan Ciamis, Aip Syaripudin sebagai warga Ciamis ia akan terus bergerak selama tuntutan tak dipenuhi Ridwan Saidi. "Karena ini bukan masalah sepele tapi serius, mengangkut harga diri. Beliau harus minta maaf ke masyarakat Tatar Galuh," ujar Aip.

Bupati Ciamis Herdiat Sunarya buka suara soal pernyataan kontroversial Babe Saidi. Herdiat merasa terusik.

"Kita tidak ujug-ujug ada Galuh, kita hasil penelitian, pengkajian, para ahli, para profesor yang menelitinya juga. Dan barang bukti peninggalan kerajaan Galuh ada bukti secara autentik," ujar Herdiat di hadapan masyarakat Ciamis

Herdiat menegaskan akan menuntut secara hukum atas persoalan tersebut. "Kita tidak boleh arogan, tidak boleh brutal, kita tuntut secara hukum. Setuju ya semuanya," ucap Herdiat yang disambut setuju oleh massa.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads