Rusmiyati mengungkapkan lebih dari setengah jam keluarganya tak menyadari Adila terkena gigitan ular weling. Sebelum dibawa ke rumah sakit, pihak keluarga sempat menyedot darah Adila, tepat di bagian luka gigitan. Keluarga juga mencoba memberhentikan bisa ular agar tak menyebar ke tubuh korban dengan mengikatkan kain di bagian mata kaki, tepat di bagian kaki yang tergigit.
"Pas dibawa ke rumah sakit ternyata tidak ada antibisanya. Kemudian kita bawa ke RSD Gunung Jati, tapi kondisinya sudah tak sadar. Napasnya tak normal, sampai sekarang kondisinya masih koma," ucap Rusmiyati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Napasnya tak normal, sampai sekarang kondisinya masih koma.Rusmiyati |
Rusmiyati berharap pemerintah bisa membantu biaya pengobatan anaknya. Sebab, ia mengaku tak memiliki BPJS. "Sempat bikin BPJS tapi tidak bisa. Semoga bisa pakai surat keterangan tidak mampu (SKTM). Berahap anak saya bisa pulih," tutur Rusmiyati yang bekerja sebagai asisten rumah tangga itu.
Sebelumnya, dari hasil pemeriksaan tim medis yang dibantu salah seorang dokter WHO spesialis emergency, yang bertugas di Kementerian Kesehetan (Kemenkes) Tri Maharani, bocah berusia empat tahun itu digigit jenis ular weling atau Bungarus candidus.
"Sudah teridentifikasi jenis ularnya, ular weling jenis yang baru. Memang hidupnya di wilayah Cirebon," kata Wadir Pelayanan RSD Gunung Jati Kota Cirebon Maria kepada detikcom melalui pesan singkatnya, Rabu (12/2/2020).
Pihaknya terus berkoordinasi dengan dokter spesialis emergency terkait kasus tersebut. Sebab, lanjut dia, kasus gigitan ular yang dialami bocah Pamengkang itu merupakan kasus baru di Cirebon. Sampai saat ini, lanjut Maria, tim medis belum menemukan antivenom atau serum penawar bisa ular yang telah menyebar di tubuh korban.
(bbn/bbn)