Cerita Edward Video Call Istrinya Sebelum Dibunuh-Dibuang ke Jurang

Cerita Edward Video Call Istrinya Sebelum Dibunuh-Dibuang ke Jurang

Wisma Putra - detikNews
Selasa, 04 Feb 2020 15:08 WIB
Jasad Edward Silaban dievakuasi tim Inafis Polresta Bandung di dasar jurang, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (3/2/2020). Pria penagih utang tersebut dibunuh dan dibuang mayatnya oleh pegawai kedai ramen.
Proses evakuasi mayat Edward Silaban. Edward dibunuh dan mayatnya dibuang ke jurang. (Wisma Putra/detikcom)
Kabupaten Bandung -

Edward Silaban dibunuh oleh karyawan kedai ramen di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sebelum meninggal, korban sempat menghubungi istrinya.

Seperti diketahui, Rabu (26/2) malam, Edward datang ke kedai ramen tersebut untuk menagih utang kepada LT, yang merupakan rekan bisnisnya. LT merupakan otak dalam pembunuhan ini.

Kasat Reskrim Polresta Bandung AKP Agta Buwana mengatakan sesampai di kedai ramen tersebut, Edward sempat melakukan video call menggunakan aplikasi di ponselnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Istri korban mengatakan, korban sempat video call pada saat korban sampai di TKP. Tidak lama, tak bisa dihubungi lagi," kata Agta kepada detikcom, Selasa (4/2/2020).

ADVERTISEMENT
Cerita Edward Video Call Istrinya Sebelum Dibunuh-Dibuang ke JurangPetugas mengevakuasi jasad Edward Silaban (Wisma Putra/detikcom)

Hal tersebut dibenarkan oleh kuasa hukum keluarga Edward Silaban, Dulianan Lumbanraja. Ia menjelaskan, pada Rabu (26/1) malam, sekitar pukul 21.00 WIB, korban masih berkomunikasi dengan istrinya.

"Pukul 21.00 WIB ditelepon istri oleh korban. Korban jawab akan segera pulang. Pukul 21.00 WIB masih ada komunikasi, tapi pukul 22.00 WIB ditelepon handphone masih berdering, tapi tidak diangkat," ujarnya.

Istri korban sangat khawatir sehingga meminta menantunya mengecek keberadaan korban di kedai ramen tersebut. "Menantu korban berangkat ke sana untuk mengecek, tapi kata karyawan sudah pulang, pergi ke arah Banjaran pukul 20.00 WIB. Si menantu bilang tidak mungkin, karena pukul 21.00 WIB masih berkomunikasi dan masih ada di TKP (tempat kejadian perkara)," tutur Dulianan.

Karena penasaran, istri korban bersama menantu dan keluarganya yang lain datang kembali ke kedai ramen tersebut pada pukul 22.30 WIB. "Kemudian mereka pergi lagi, kedai ramen sudah tutup dan lampu mati, tidak biasanya," ujarnya.

Hal tersebut semakin membuat istri korban curiga. Istri korban langsung menghubungi anggota keluarga yang lain untuk datang ke kedai ramen tersebut. "Kecurigaan itu yang membuat keluarga semakin waswas. Akhirnya keluarga yang lain sekitar pukul 23.00 WIB menyaksikan bersama karena ada peristiwa yang aneh terjadi di sana," katanya.

"Akhirnya mereka buka pintu dan ditemukan motor korban. Motor korban disembunyikan di gudang belakang, ditutup pakai sarung dan kasur dan pelat nomor dibuka," Dulianan menambahkan.

Cerita Edward Video Call Istrinya Sebelum Dibunuh-Dibuang ke JurangPetugas mengevakuasi jasad Edward Silaban (Wisma Putra/detikcom)

Sejak korban dinyatakan hilang dan baru ditemukan menjadi mayat pada Senin (3/2), keluarga terus mencarinya. Keluarga tak menyangka Edward menjadi korban pembunuhan oleh rekan bisnisnya.

"Itu yang membuat khawatir, dicari beberapa hari rupanya korban telah dibunuh dan dibuang di Cililin," ucap Dulianan.

Sekadar diketahui, Edward Silaban dilaporkan hilang pada Kamis (27/1). Saat itu keluarga sudah melaporkannya ke polisi. Beberapa hari kemudian, sepeda motor milik korban ditemukan di gudang kosong area belakang kedai ramen, Jalan Raya Gandasari, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Polisi sudah menangkap tujuh pelaku.

Halaman 2 dari 2
(mso/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads