Pihak rumah sakit memastikan NFA meninggat akibat gagal nafas setelah mengalami penurunan kesadaran tinggi. Selain ditangani dokter anak, NFA juga ditangani dokter jiwa menyusul indikasi depresi akibat perundungan.
"Benar pasien atas nama NFA wafat kemarin sore, pasien alami penurunan drastis dan dinyatakan wafat akibat gagal nafas" ucap, dr Adi Wibowo, Kasie Pelayanan Medis RSUD SMC Singaparna, Tasikmalaya, Jumat (31/1/2020).
Baca juga: Diduga Di-bully, Bocah di Tasikmalaya Alami Depresi
Berdasarkan hasil investigasi di lapangan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Tasikmalaya menyebutkan NFA jadi korban perundungan teman sekolahnya. Selain prihatin atas meninggalnya NFA,KPAID juga menyayangkan pihak sekolah maupun wali kelas yang kurang peka dengan kondisi korban.
"Kami prihatin atas wafatnya almarhum ananda NFA. Kami juga menyayangkan adanya perundungan di sekolah sesuai dengan hasil investigasi kita di lapangan. Seharusnya sekolah maupun wali kelas lebih memberikan perhatian terhadap siswanya agar kejadian ini tidak terjadi," ujar Ato Rinanto, Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya.
Sebelumnya diberitakan, NFA diduga jadi korban perundungan oleh teman sekelasnya. Seperti yang diungkap Eutik ibu kandungnya, Selain dihina anak miskin, NFA juga kerap disembunyikan buku pelajaranya.
"Sering disembunyikan buku pelajaranya dan dikatai anak miskin," ujar Eutik beberapa waktu lalu.
(ern/ern)