Seorang guru honorer di Sukabumi, Jawa Barat mendadak jadi sorotan. Kisah harunya saat menerima motor dari relawan sosial Sahabat Kristiawan Peduli (SKP) viral di jagat maya. Beragam respons positif diarahkan untuk guru yang mengajar matematika di SDN Babakan, Kota Sukabumi itu.
Selain sebagai guru, Panji juga dikenal sebagai pegiat media sosial. Ia aktif melakukan aksi bersama relawan sosial. Saat ditemui detikcom Minggu (26/1/2020) malam tadi, ia terlihat tengah mengikuti acara amal Peduli Thalasemia bersama sejumlah relawan.
Sehari-harinya Panji tinggal bersama Ema Aini ibunda dan seorang adiknya di Kampung Cisero, RT 2 RW 6, Desa Pasirhalang, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Panji menganggap apa yang dia alami saat ini berkat doa dari sang ibu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua orang tua saya bercerai, saya hidup bersama ibu dan adik. Saya meyakini, doa dan kasih sayang ibu yang membuat rezeki tiba-tiba datang dari arah yang tidak terduga," ungkap Panji, kepada detikcom.
Hal itulah yang menjadi alasan Panji memeluk kaki sang ibunda saat motor diserahkan oleh relawan pada Rabu (22/1/2020) lalu. Panji menangis terisak, beberapa kali ia memanggil ibunya sambil memeluk erat perempuan yang membesarkannya itu.
"Saya berpikir ibu yang melahirkan dan membesarkan saya, tentu harus disayangi. Sejak dari dulu beliau berjuang keras membesarkan saya, menguliahkan saya karena itulah saya harus sayang dan berbakti kepada orang tua," tutur Panji.
Sang guru honorer itu juga menyebut ibunya itu sempat tidak percaya ada yang memberikan motor baru untuknya. "Ibu saya juga tidak percaya, saya bisa diberi hadiah motor baru kemudian sepatu baru. Pesan ibu adalah a tetap semangat mengajarnya, gunakan motor untuk jihad di dalam kebaikan," tambah Panji.
Sebuah video menggambarkan momen haru viral di media sosial, video itu menceritakan seorang guru honorer bersepatu bolong mendapat hadiah sebuah motor baru dari relawan sosial. Kisah itu terjadi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Guru honorer itu diketahui bernama Panji Setiaji, ia mengajar sebagai guru matematika di Kelas IV di SDN Babakan, Cibereum Kota Sukabumi. Sudah 6 bulan Panji mengisi harinya mengajar di sekolah tersebut. Untuk menuju sekolah ia harus menempuh perjalanan sejauh 7 kilometer.
"Saya berangkat sekolah pakai motor, tapi motor yang saya punya memang sudah rusak. Kadang-kadang mogok, karena keseringan genjot tuas setarter akhirnya sepatu saya bolong," ujarnya.
Simak Video "Kemen-PAN RB dan Komisi II Sepakat Hapus Tenaga Honorer"