"Penting bagi masyarakat untuk mengenali jenis-jenis ular. Mesti dipahami, ular memiliki varian jenis sangat banyak. Ada yang berbisa tinggi, berbisa rendah, juga yang tidak berbisa. Beberapa jenis di antaranya bahkan ada yang sepintas punya ciri visual hampir mirip," ucap anggota Yayasan Sioux Indonesia wilayah Jawa Barat Albiansyah kepada detikcom, Minggu (26/1/2020).
Yayasan Sioux sendiri merupakan yayasan yang bergerak di bidang penanganan ular. Albi menambahkan pentingnya masyarakat untuk memahami jenis-jenis ular ini agar dapat mewaspadai ular-ular yang berkeliaran di tengah-tengah masyarakat. Salah satunya seperti ular Weling yang menggigit Andi hingga tewas. Pemahaman ular juga diperlukan agar masyarakat bisa melakukan penanganan pertama saat menemukan ular di lingkungan rumah.
"Satu dan lainnya tidak bisa diperlakukan dengan cara yang sama. Kalau tidak mengetahui jenisnya, lebih baik hindari kontak fisik atau memegang langsung dengan tangan kosong. Gunakan alat bantu seperti tongkat panjang, sapu dan lainnya untuk menyingkirkan ular. Sebisa mungkin, tidak perlu membunuh ular, karena ular juga punya peranan penting dalam ekosistem," tuturnya.
Berkaitan dengan bocah Andi yang tewas dipatuk ular, pihaknya mendapatkan informasi bila ular itu didapat saat korban memburu ular. Korban sendiri berani karena pernah menyaksikan pertunjukan komunitas reptil.
"Terlepas dari benar atau tidaknya informasi ini, saya pikir ini merupakan PR (pekerjaan rumah) bagi semua komunitas reptil, untuk senantiasa memberi edukasi pada masyarakat dengan cara yang tepat. Kalau sedang gathering, selalu beri penekanan pada masyarakat, bahwa tidak semua jenis ular bisa aman diajak berinteraksi," kata dia.
Seperti diketahui, Andi meninggal dunia usai dipatuk ular jenis Weling pada Rabu (22/1) lalu. Sebelum meninggal, Andi terkapar dan mulutnya mengeluarkan busa.
(dir/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini