'Gentong' Raksasa di Indramayu Diduga Wadah BBM Era Kolonial

'Gentong' Raksasa di Indramayu Diduga Wadah BBM Era Kolonial

Sudirman Wamad - detikNews
Selasa, 21 Jan 2020 17:32 WIB
'Gentong' raksasa di Indramayu yang awalnya tertimbun tanah. (Foto: dok. TACB Indramayu)
Indramayu - Masyarakat Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, digemparkan adanya penemuan bangunan berbentuk gentong raksasa. Benda tersebut ditemukan di eks kantor Pegadaian Losarang, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu.

'Gentong' raksasa itu memiliki ketinggian lebih dari 5 meter. Diameternya mencapai 2 meter. Bahan dasarnya terbuat dari batu merah.


Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Indramayu Dedy S Musashi mengaku tengah berkoordinasi dengan Balai Arkeologi (Balar) Bandung dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten terkait penemuan tersebut. Pihaknya telah membuat pagar untuk mengamankan penemuan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah kami pagari. Ini harus ada penelitian lanjutan. Jadi kami masih melakukan konsultasi ke Balar Bandung dan BPCB Banten," katanya saat dihubungi detikcom, Selasa (21/1/2020).

Dedy menyebutkan, menurut masyarakat sekitar, gentong tersebut difungsikan sebagai wadah bahan bakar minyak (BBM) pada era kolonial. Namun Dedy mengaku tidak menemukan bukti-bukti terkait penggunaan gentong tua itu sebagai tempat penyimpanan BBM.

"Kata masyarakat sekitar, sebagai penyimpanan BBM. Tapi tidak ada ceceran (BBM) atau sebagainya. Ya mungkin sudah dirusak. Kita perlu penelitian lanjutan," katanya.


Sebelumnya, Dedy mengaku mendapat info ada empat gentong yang berada di lokasi penemuan. Namun hanya satu gentong yang baru ditemukan. Ketiga gentong lainnya berada di dalam tanah, yang lokasi persis di dalam eks kantor Pegadaian.

"Menurut warga, ada tiga (gentong raksasa) lagi. Informasi tertimbun tanah, belum kami temukan," katanya.

Menurut informasi dari masyarakat setempat, dikatakan Dedy, gentong jumbo dikenal dengan sebutan 'kong' oleh masyarakat tempat. Namun Dedy mengaku tak tahu arti dari kata 'kong' itu.

"Infonya sudah ada sejak 1970-an. Kami coba gali di sekitar bangunan, namun tidak ditemukan apa-apa. Disebut dengan nama 'kong', tapi belum tahu maknanya apa," tutur Dedy.

Halaman 2 dari 2
(bbn/bbn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads