"Kebanyakan pergerakan tanah, tapi ada juga tiga bencana longsor dan satu kejadian puting beliung di Kecamatan Cibeber," kata Irfan saat ditemui di ruangannya, di Jalan Siliwangi, Senin (13/1/2020).
Menurutnya, pergerakan tanah yang masih dipantau secara intens yakni di Desa Sukamahi Kecamatan Sukaresmi. Saat ini tercatat 180 warga dari puluhan kepala keluarga dievakuasi ke rumah kerabat dan pengungsian untuk mencegah timbulnya korban jiwa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang terbaru, ungkap Irfan, Bencana pergerakan tanah terjadi di Kampung Bojongkasih RT 1 RW 6, Desa Sindangsari, Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur, Sabtu (11/1/2020). Bencana itu membuat jalan desa sepanjang 10 meter amblas sedalam satu meter.
Kondisi tanah masih labil ditambah intensitas hujan yang tinggi yang dikhawatirkan mengakibatkan pergeseran tanah susulan.
"Jalan desa tersebut masih dapat dilalui sepeda motor meski harus hati-hati, sedangkan kendaraan roda empat untuk sementara dialihkan ke jalan alternatif melalui Desa Bojongkasih," kata Irfan.
Irfan mengatakan, BPBD dan petugas Relawan Tangguh Bencana (RETANA) terus memantau setiap titik rawan bencana dan yang sudah terjadi pergerakan tanah. Hal itu dilakukan demi meminimalisir dampak bencana, terutama timbulnya korban jiwa.
"Warga juga diimbau untuk memfungsikan lagi ronda untuk mengawasi retakan tanah. Sehingga ketika terjadi tanda-tanda bencana, bisa langsung diinformasikan kepada warga," tuturnya. (mso/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini