Gugum meninggal karena sakit di usia 74 tahun. Jasadnya dibawa dari rumah duka di kawasan Kopo, Kota Bandung, menggunakan mobil ambulans hitam, yang diikuti puluhan kendaraan mobil dan motor. Lokasi pemakaman tidak jauh dari vila milik sang maestro.
Setibanya di lokasi pemakaman, jenazah lalu disalatkan di pendopo vila oleh ratusan orang yang merupakan keluarga, sahabat dan warga setempat. Setelah itu, jenazah Gugum langsung dibawa ke tempat pemakaman. Prosesi pemakaman berlangsung haru, jenazah Gugum disemayamkan di sebelah makam istrinya, Euis Komariah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Maestro Jaipongan Gugum Gumbira Tutup Usia |
Keluarga sekaligus kerabat Gugum, Badruzaman mengatakan, almarhum merupakan sosok panuntan bagi keluarga dan teman-temannya sesama seniman.
"Sosok beliau merupakan seorang guru, bapak, sahabat bagi kami. Kami sering disukai dan sharing pengetahuan, baik pengetahuan secara seni, budaya dan agama. Termasuk imu tasawuf, beliau sangat mendalami ilmu tasawuf," kata Badruzaman kepada detikcom selepas menghadiri pemakaman Gugum.
Di mata Badruzaman, Gugum merupakan seniman yang luar biasa. "Beliau orangnya pekerja keras, ulet dan orangnya tetap bersahaja. Beliau juga suka humor," ujar Badruzaman.
Turut hadir di lokasi pemakaman yaitu Kepala Disbudpar Kota Bandung Keny Dewi Kaniasari. Keny mengungkapkan bahwa Gugum sosok guru baginya.
"Beliau merupakan guru bagi saya, sosok yang luar biasa. Secara pribadi saya suka berdiskusi dengan beliau, inovasi dan ide-idenya menginspirasi saya, terutama dalam hal memajukan pariwisata dan kebudayaan di Kota Bandung," kata Kenny kepada detikcom.
![]() |
"Kita sebagai penerus harus bisa melanjutkan langkah beliau. Kita juga harus banyak-banyak melakukan komunikasi dengan seniman dan budayawan, termasuk yang senior dan junior. Itu kunci untuk memajukan mereka dan mengetahui apa yang mereka butuhkan," tutur Keny.
Halaman 2 dari 2