Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Indramayu Dedy Musashi menyebutkan tiga benteng perlindungan berbahan dasar coran dan besi. Terdapat dua jendela dan satu pintu. Benteng perlindungan tersebut diduga merupakan warisan kolonial.
"Bangunan ini dapat menjelaskan kekunoan Dadap yang identik sebagai kawasan pelabuhan pada masa lalu," kata Dedy dalam keterangan yang diterima detikcom, Jumat (3/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Dedy mengatakan pihaknya bakal berkoordinasi dengan Balai Arkeologi (Balar) Jawa Barat untuk penelitian lebih lanjut. "Tadi kita sudah ke lokasi. Melakukan kajian awal," katanya.
Dedy mengatakan bangunan benteng perlindungan itu ditemukan masyarakat saat air laut surut. "Keberadaannya baru diketahui sekarang, karena sebelumnya terpendam abrasi laut," katanya.
Kepala Desa Dadap Asrikin juga menyampaikan hal serupa. Menurutnya sejak dulu memang ada informasi bangunan bernilai sejarah di desanya.
"Sejak dulu memang sudah ada informasi tentang bangunan perlindungan sekitar 1970. Baru sekarang ditemukan, karena tertutup air laut, abrasi," kata Asrikin.
Lebih lanjut, Asrikin menceritakan awal mula ditemukannya benteng masa kolonial itu. Asrikin mengaku mendapat informasi awal dari anak buahnya yang bernama Sentot. Kemudian, ia bersama masyarakat Dadap mencari lokasi adanya benteng tersebut.
"Sekarang baru satu yang sudah ditemukan. Informasinya ada dua lagi di muara pelabuhan Dadap dan sisi pantai Dadap Blok Baro Buntung. Ada juga parit dan bekas bangunan mercusuar," ujarnya.
Tonton juga Longsor di Sukajaya Bogor, Akses Jalan Sulit Dilalui :
(mso/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini