Pasalnya, KJA di Waduk Cirata perlahan mulai ditertibkan seiring dengan program Citarum Harum. Kendati demikian, Edhy mengatakan alih profesi bagi petani KJA bukan suatu solusi.
"Ini yang harus kita kaji secara mendalam, berapa KJA yang masih diperbolehkan di Waduk Cirata. Jika ada 98.397 lebih KJA, menjadi hanya 7.200. Pasti banyak yang kehilangan pekerjaan," kata Edhy usai menghadiri dialog pembudidaya ikan di Waduk Cirata, Cikalongwetan, KBB, Jumat (3/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edhy mengatakan, pihaknya mendukung program Citarum Harum yang telah digalakkan selama beberapa tahun ini. Namun menurutnya, pencemaran yang paling dominan di Sungai Citarum berasal dari limbah industri, bukan pakan ikan.
Proses penertiban pun sebaiknya menyisir KJA yang tak terpakai, mangkrak atau milik pemodal besar. Oleh karena itu, pihaknya menawarkan bioflok yang memanfaatkan lahan lebih kecil, namun, ikan bisa terpanen maksimal.
"Kami coba tawarkan dengan pekerjaan serupa misalnya dengan bioflok atau smart KJA, yang meski ukuran 10 meter tapi hasilnya sama dengan yang 200 meter. Solusi ini yang coba kami tawarkan supaya petani yang KJA-nya ditertibkan masih bisa mendapat mata pencaharian," ucapnya.
Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna menilai banyak pengusaha KJA di KBB yang berasal dari luar KBB. Sehingga dirinya lebih menyarankan yang ditertibkan lebih dahulu adalah pengusaha KJA besar jangan yang kecil-kecil.
"Bagaimanapun juga jangan sampai ada petani KJA yang kehilangan mata pencahariannya. Makanya kami senang Pa Menteri mau bantu petani ikan KBB, tinggal kita tunggu dan tagih realisasinya," kata Aa Umbara.
Tonton juga Jokowi Mendadak Cek Waduk Pluit :
(mso/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini