Menengok Sel Sang Proklamator di Lapas Sukamiskin

Menengok Sel Sang Proklamator di Lapas Sukamiskin

Dony Indra Ramadhan - detikNews
Sabtu, 28 Des 2019 16:05 WIB
(Foto: Dony Indra Ramadhan) Menengok Sel Sang Proklamator di Lapas Sukamiskin
Bandung - Sebuah kamar berukuran kecil berdiri kokoh di ujung lorong Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin. Siapa sangka, kamar berupa sel penjara itu memiliki cerita kuat dalam sejarah Indonesia.

Ya, kamar berukuran sekitar 3,2x2,5 meter persegi itu pernah dihuni Presiden RI yang pertama Soekarno. Sang proklamator dibui pemerintah Hindia Belanda karena pergerakannya bersama Partai Nasionalis Indonesia (PNI). Soekarno dijatuhi vonis 4 tahun oleh Landraad Bandung.

Sejak 9 Desember 1930, Soekarno menghabiskan hari-harinya di Lapas Sukamiskin yang dulu bernama 'Penjara Soeka Miskin' itu. Di sana berbagai buku diciptakan Soekarno dari mulai 'Di Bawah Bendera Revolusi', 'Keadaan Dipendjara Sukamiskin, Bandung' yang menceritakan keseharian Bung Karno, sapaannya, selama di penjara serta cerita rambutnya digunduli, hingga yang paling tenar berjudul 'Indonesia Menggugat'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lapas Sukamiskin sendiri didirikan pada tahun 1918 oleh arsitek asal Belanda, C.P. Wolff Schoemaker. Penjara itu didirikan bagi orang-orang intelektual termasuk Soekarno.

(Foto: Dony Indra Ramadhan) penampakan meja yang ada di sel Bung Karno

Soekarno sendiri bebas dari Lapas Sukamiskin pada 31 Desember 1931. Dia dibebaskan setelah menjalani setengah masa penahanannya.

Tahun hingga dekade berlalu, penjara Sukamiskin pun berganti fungsi. Sejak tahun 2012, berdasarkan kebijakan Menteri Hukum dan HAM saat itu Amir Syamsudin, penjara Sukamiskin pun menjadi penjara khusus korupsi.

Sejumlah pesohor dibui di lapas berkapasitas 552 orang ini. Nama-nama mulai dari Akil Mochtar hingga mantan Ketua DPR RI Setya Novanto, menghiasi papan daftar penghuni Lapas Sukamiskin.

Lalu bagaimana kondisi sel Soekarno? Sel Soekarno masih tetap berdiri. Sel itu berada di lantai atas blok timur Lapas Sukamiskin. Detikcom berkesempatan menengok kondisi sel Bung Karno saat sidang dengan Ombudsman RI beberapa waktu lalu.

Menuju sel Soekarno, kita harus melewati gerbang bercat merah yang berada tepat di depan mata saat masuk penjara yang beralamat di Jalan AH Nasution itu. Saat masuk, kita akan disambut deretan sel berukuran kecil 3x1,5 meter persegi yang berjejer di lantai bawah.

Sekitar 200 meter berjalan, ada aula semi terbuka. Sebelah kiri merupakan blok timur sedangkan ke kanan ialah blok barat. Kamar Bung Karno, berada di blok timur atas tepatnya di nomor TA 01.

Sebelum masuk, kita akan disambut dengan tulisan 'bekas kamar Bung Karno'. Tulisan berwarna putih dengan latar merah itu menempel di pintu masuk kamar berbahan besi tebal.

(Foto: Dony Indra Ramadhan) foto Bung Karno di sel Lapas Sukamiskin

Di pintu masuk juga tertera keterangan atau aturan-aturan untuk masuk ke sel Bung Karno. Aturan bertanda tangan Kepala Pengamanan Lapas (KPLP) itu mengatur pengunjung yang hendak masuk dalam keadaan suci (mempunyai wudhu), melepas alas kaki, pengunjung perempuan tidak sedang haid dan tamu dilarang membawa alat komunikasi.

Tak hanya itu, terpampang juga sepenggal cerita kala Bung Karno mendekam di Sukamiskin. Tulisan itu terpampang di dinding sebelah kanan pintu kamar.

Adapun tulisan ceritanya berupa :

"Lapas Klas I Sukamiskin menjadi saksi bisu sejarah saat Presiden pertama RI Soekarno pernah menjalani hukuman di salah satu sel dari 554 sel penjara Sukamiskin sejak 9 Desember 1930 sampai dengan 31 Desember 1931 dan di dalam sel ini, Bung Karno menulis buku Indonesia Menggugat. Walaupun tidak terbukti bersalah, oleh pemerintah Hindia Belanda, Soekarno tetap ditahan dan dijebloskan ke penjara Sukamiskin. Beliau mendekam di kamar tahanan nomor 233 blok timur lantai II yang pada masa Hindia Belanda disebut 'Blok Politieke' dan sekarang kamar tersebut bernomor TA 01 atau singkatan Timur Atas nomor 01" tulisan di dinding sel.

Masuk ke dalam sel, suasananya membuat bulu kuduk merinding. Bagaimana tidak, di kamar kecil inilah, sang proklamator pernah menghabiskan hari-hari.

Di dalam kamar itu, kondisinya masih serba jadul. Tempat tidur bersprei putih dengan satu bantal dan satu guling terlihat lusuh. Kasur inilah yang dulu ditiduri oleh Bung Karno.

Di sebelah kanan kasur, ada sebuah meja kayu berwarna cokelat. Di atas meja berkaki empat itu, terdapat nampan besi yang biasa digunakan para tahanan untuk makan. Tempat makan itulah yang digunakan Soekarno menyantap hidangan selama ditahan.

Di atas meja itu terdapat lemari kayu yang menempel. Di dalamnya terlihat ada satu buah kain berwarna putih masih terbungkus plastik. Di atas lemari tempet, terpajang lambang Garuda.

Ke sebelah kanan atau area sudut, ada sebuah wastafel kecil. Ini satu-satunya sumber air di kamar Bung Karno. Tak seperti kamar sekarang di Sukamiskin, kamar milik Soekarno tak memiliki kamar mandi. Sementara di depan wastafel, berdiri bendera merah putih yang dipasang pada tongkat kayu.

Di samping kanannya bendera, ada meja lagi. Meja ini disebut-sebut sebagai meja belajar atau menulis Bung Karno. Di atas meja itu, terdapat deretan buku-buku tua.

Di kamar Bung Karno sendiri dihiasi aneka foto-foto dan cerita sejarah sang proklamator. Foto memperlihatkan saat Soekarno tengah berpidato.

"Posisinya tidak pernah berubah dari dahulu. Barang-barangnya juga seperti itu. Kalau sprei atau kasur kita cuci," ucap Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM) Jabar Abdul Aris belum lama ini.

Kalapas Sukamiskin Abdul Karim menambahkan kamar bekas Soekarno itu selalu dirawat. Bahkan, dia menyebut ada satu tahanan pendamping (tamping) yang khusus merawat kamar bekas sang proklamator itu.

"Biasanya ada bagian yang merapikan. Tiap hari ada tamping yang membersihkan. Mereka bergantian. Kan di tiap blok ada tamping, nah khusus tamping di timur, itulah yang bertugas membersihkan setiap hari," kata Karim.

Lapas Sukamiskin sendiri saat ini sedang tahap renovasi. Menurut Karim, perbaikan juga akan berlaku bagi kamar Soekarno. Perbaikan ini, termasuk proses perawatan terhadap kamar yang bersejarah tersebut.

"Itu sekalian kita perbaiki. Nanti dicar lagi. Kemudian barang-barangnya mungkin seperti sprei apakah perlu diganti," katanya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads