Natal dan Tahun Baru, Okupansi Hotel di Cianjur Hampir 100 Persen

Natal dan Tahun Baru, Okupansi Hotel di Cianjur Hampir 100 Persen

Ismet Slamet - detikNews
Rabu, 25 Des 2019 19:17 WIB
Foto: Ismet Slamet
Cianjur - Okupansi hotel di Kabupaten Cianjur dalam momen libur panjang Natal dan tahun baru (Nataru) 2019 mengalami peningkatan.

Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Cianjur Nano Indrapraja mengatakan okupansi tahun ini mengalami peningkatan sebesar 10-15 persen dibandingkan 2018. Bahkan 1.200 kamar dari 29 hotel yang tergabung dalam PHRI, kebanyakan sudah dipesan.

"Bahkan ada beberapa hotel yang full booked pada 29 Desember 2019. Selebihnya baru 80-90 persen dipesan. Tapi kemungkinan menjelang malam pergantian tahun seluruh hotel akan full booked atau tingkat hunian mencapai 100 persen," ujar Nano, Rabu (25/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebanyakan wisatawan dari Jakarta, Bekasi, dan sekitarnya baru akan datang ke Cianjur setelah tanggal 25 atau usai malam perayaan Natal dan menginap selama beberapa hari baik sebelum hingga setelah tahun baru.

Tidak hanya hotel berbintang, namun kini hotel kelas melati sekalipun berpotensi banyak dipesan oleh wisatawan.

"Hotel yang dipesan tergantung dari kemampuan wisatawan, tapi yang biasanya di hotel berbintang pun kemungkinan nanti memilih hotel lain dengan kelas di bawahnya," jelasnya.

Menurutnya adanya pengaturan lalulintas yang mulai membuat arus menuju Cianjur bisa lebih lancar membuat tingkat hunian hotel di Cianjur membaik di tahun ini.

Apalagi jika Jalur Puncak II yang menghubungkan Bogor dan Cianjur segera dibangun, ia memprediksi hotel di Cianjur akan kembali hidup.

"Kalau sekarang sudah ada beberapa hotel yang istilahnya hidup segan mati tak mau, tapi ada juga yang memang sudah tutup. Kami berharap segera dibangun jalur alternatif tersebut," kata Nano.

Sementara itu General Manager Zuri Resort Hotel Cipanas,Vallien Ishak, mengatakan, momen libur Nataru tahun ini terjadi peningkatan jumlah wisatawan yang menginap. Bahkan sejak awal libur panjang, 80 persen kamar yang tersedia sudah terisi.

"Lebih baik tahun ini, ada peningkatan. Okupansi sekitar 80 persen," kata dia.

Namun hal berbeda diungkapkan, Humas Le Eminence Hotel, Muhammad Rizky. Menurutnya tahun lalu sebanyak 379 kamar yang tersedia, hampir terisi penuh sejak libur Natal hingga malam pergantian tahun. Namun di 2019 ini tingkat hunian hanya mencapai 80 persen.

"Tahun lalu sudah hampir 100 persen sejak tanggal 25, tapi sekarang tercatat hanya 60-80 persen," ungkap dia.


Tonton juga Jelang Natal, Menhub Tinjau Terminal Kampung Rambutan :



Hingga malam pergantian tahun, wisatawan yang datang dan menginap di hotel yang 40 persennya diisi oleh wisatawan asing itu, kemungkinan akan bertambah. Tetapi okupansi tidak akan meningkat secara signifikan.

"Akan ada peningkatan, tapi tidak lebih dari 90 persen," kata dia.

Dia mengungkapkan, penurunan okupansi di tahun ini terjadi karena momentum libur Natal dan tahun baru yang bertepatan dengan libur sekolah, sehingga lebih banyak wisatawan yang memilih pulang ke kampung halamannya.

Ancaman Virtual Hotel Operator

Keberadaan Virtual Hotel Operator (VHO) di Cianjur dinilai bakal mengancam keberadaan hotel yang sudah lama berdiri. Pasalnya harga yang ditawarkan VHO jauh dari bawah harga normal.

Ketua PHRI Kabupaten Cianjur Nano Indrapraja, mengatakan, VHO di Cianjur pada dasarnya membantu dari sisi promosi dan membangkitkan kembali hotel yang sepi pengunjung.

"Beberapa hotel kecil yang sepi dan hampir tutup terbantu dengan VHO, karena jadi ada pengunjung lagi. Itu hal positifnya, tapi ada juga dampak negatif ke depannya," ujar Nano.

Dampak negatif yang dikhawatirkan PHRI dan pengelola hotel ialah harga menginap yang jauh di bawah normal. Jika biasanya biaya sewa kamar Rp 400 ribu - Rp 500 ribu per malam, VHO bisa mematok harga mulai dari Rp 120 ribu per malam.

Jangka panjangnya, persaingan harga yang jauh tersebut akan berdampak pada hotel lain yang tidak bergabung VHO dan menjadikan persaingan harga tidak sehat.

"Bisa dibayangkan dengan kamar yang fasilitasnya sama, mereka patok dengan harga rendah. Yang ada hotel lain akan kena imbas, itu jadi persaingan tidak sehat dari segi harga," kata dia.

Menurutnya, saat ini di Cianjur sudah ada beberapa VHO yang membuka layanan dan bekerjasama dengan hotel. Namun pemerintah daerah harus mengecek legalitas dari hotel yang menjadi VHO, sebab diduga ada yang belum memiliki izin lengkap, mulai dari izin usaha pariwisata dan lainnya.

"Dari pihak VHO-nya jangan asal ambil usaha tanpa melihat perizinan hotelnya, Pemkab pun harus mengambil langkah dengan memeriksa perizinan hotel yang bergabung VHO. Ke depannya dari segi harga harus ada penyesuaian agar persaingan sehat," kata dia.
Halaman 2 dari 2
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads