Kepala Sub Bidang Mitigasi Gerakan Tanah dari PVMBG Agus Solihin mengatakan, pergerakan tanah terjadi karena sebagian besar tanah di wilayah selatan Bandung Barat ini merupakan lapukan vulkanik.
Karakteristik pelapukan vulkanik, kata Agus, relatif lebih gembur atau cenderung lebih lembek. Keadaan itu ditambah dengan morfologi wilayah Desa Cilangari dominan memiliki kemiringan yang tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain faktor alam, perbuatan manusia juga yang membuat lahan pertanian basah di lereng-lereng menjadi pemicunya.
"Hampir semua sawah. Apalagi kondisi batuannya juga kurang mendukung. Kalau mau ada pertanian lahan basah, ya jangan di tempat yang curam curam. Itu kan semua di kemiringan yang lerengnya cukup terjal.," ucapnya.
Menurutnya jika pun ada pertanian, sebaiknya diikuti dengan tanaman keras dengan akar yang kuat. Fungsinya untuk menyerap air dan mengikat tanah di bawahnya.
"Sebaiknya, terutama untuk daerah dengan kemiringan curam, warga tidak membangun permukiman dengan konstruksi beton. Kalau mau menggunakan material yang ringan. Lalu tidak membangun di kemiringan yang terjal," ucapnya. (tro/tro)