Rizal (26), warga setempat, tidak mengetahui siapa yang menanam pohon pisang itu. Namun, menurutnya, pohon itu pertama kali ia lihat sekitar pukul 06.00 WIB.
"Saya tidak tahu siapa yang menanam, tahu-tahu sudah seperti itu saja, kemungkinan sih ditanamnya malam atau dini hari," kata Rizal saat ditemui detikcom di Desa Sindangkerta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, ditanamnya pohon pisang tersebut, menurut Rizal, diduga merupakan bentuk kekecewaan warga akan sarana jalan yang rusak dan tak kunjung diperbaiki hingga saat ini.
"Jalan ini menjadi penghubung antara Kampung Malaka dan Kampung Peusing, jalannya rusak dan becek kalau hujan," ucapnya.
Menurut Rizal, banyak pengendara sepeda motor yang terjatuh karena ban kendaraannya selip saat melewati jalan bebatuan di sana. Kondisi ini makin parah saat hujan tiba karena batu yang tergilas akan menjadi licin.
"Awalnya sih ada tiga pohon, tapi yang lainnya sudah dipindahkan ke pinggir. Nggak tahu sama siapa, yang jelas, cuma ada satu di sini yang masih berdiri," kata Rizal.
Warga lainnya, Didin (30), mengatakan jalan tersebut belum jelas status pengelolaannya. Pasalnya, jalan sepanjang 500 meter itu, awalnya digunakan untuk akses mobil pertambangan.
"Tapi sudah lama tambang itu juga nggak aktif, sekarang tidak tahu bagaimana, tapi warga ingin jalan ini diperbaiki, tentunya dengan kualitas yang tidak asal-asalan," ucap Didin.
Ia pun mengamini banyak warga yang mengeluh soal kondisi jalan yang tak mulus. "Saya buka warung, banyak warga yang cerita saat datang berkunjung, makanya saya tahu warga geram dengan rusaknya jalan," kata Didin.
Pantauan detikcom, sejumlah pengendara tampak menghindari kubangan air yang tertanam pohon pisang di atasnya. Lalu lintas di jalan tersebut cukup sibuk, karena menjadi akses keluar dari sejumlah desa menuju jalur provinsi.
Halaman 2 dari 2











































