Dari Kediri misalnya ada Bima Sakti yang merupakan sapi limosin seberat hampir 1,4 ton. Sapi jantan umur 4 tahun itu adalah milik Priyo Santoso dari peternakan UD Putra Jaya, Desa Gadungan, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. Sapi setinggi 2 meter dan panjang 3 meter itu meramaikan kompetisi di kelas ekstrem.
"Bima jadi yang paling berat di kontes ini. Kemarin sampai membuat heboh. Saat ditimbang dia berontak dan menyebabkan besi timbangan sampai melengkung," kata Rizal Nurfadilah (24) yang sehari-hari mengurus Bima.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya diikuti sapi dari luar negeri semacam limosin atau simmental, kelas ekstrem juga diikuti sapi jenis lokal seperti Peranakan Ongole (PO).
Pantauan detikcom, puluhan sapi dipamerkan berderet bak model. Tapi yang menyita perhatian ada di deretan kelas A PO. Nampak enam sapi putih berpunuk besar berderet. Sapi-sapi itu adalah milik Setio Hermawan (21) dari Berkah Setia Farm, Kabupaten Purworejo.
"Yang ini beratnya kisaran satu ton semua," kata Setio kepada detikcom, Minggu (8/12/2019).
![]() |
"Kata komunitas peternak, sapi lokal juara di Piala Presiden beratnya 960 kilogram. Kalau melihat data itu mudah-mudahan Gareng bisa maksimal di kontes ini," kata Setio.
![]() |
Dwi menuturkan, melalui kontes sapi, APPSI ingin memajukan dunia ternak di Indonesia. "Melalui kontes ini, kami ingin para peternak termotivasi karena melihat sapi-sapi bagus. Sekaligus berbagi tentang branding dan memperluas jaringan," kata Dwi. (tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini