Gegara Sulap, Paku Bersarang 14 Hari di Tubuh Bocah Pangandaran

Gegara Sulap, Paku Bersarang 14 Hari di Tubuh Bocah Pangandaran

Faizal Amiruddin - detikNews
Kamis, 28 Nov 2019 14:48 WIB
Hasil rontgen memperlihatkan paku kecil bersarang di tubuh bocah Pangandaran. (Foto: dok. Istimewa)
Pangandaran - DN (13), siswa SMP Negeri 2 Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, menjalani perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) akibat tak sengaja menelan sebuah paku saat atraksi sulap. Selama 14 hari, ada paku bersarang di paru-parunya.

Menjalani observasi selama itu di RSHS, DN tidak banyak mengeluh. Justru keluarga dan pihak sekolah yang lebih panik atas apa yang menimpa DN. Kepanikan juga dialami orang tua DN.


Lamanya proses observasi hingga waktu operasi membuat orang tua DN kelabakan menanggung biaya hidup di Bandung. Sekadar diketahui, DN berasal dari keluarga tak mampu. Kartu BPJS yang jadi bekal berobat merupakan kartu bersubsidi dari pemerintah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Paling kalau buang air besar, dia mengeluh nyeri di punggung," kata Yuli, guru UKS SMPN 2 Parigi, Kamis (28/11/2019).

Yuli beberapa hari lalu menyempatkan diri menengok DN ke RSHS. Menurut Yuli, bocah tersebut sudah menjalani operasi pada Rabu (27/11). Paku yang bersarang selama 14 hari itu dikeluarkan dokter dari tubuh DN.

"Akhirnya paku diangkat. Tentu kami merasa lega, apalagi dikabarkan kondisi DN pascaoperasi relatif stabil," ujar Yuli.

Paku yang tertelan DN merupakan sisa-sisa kegiatan program Sekolah Sehat. Paku dengan kepala warna-warni itu biasanya digunakan untuk menempelkan kertas pada lembar styrofoam. Sebagian orang menyebutnya paku majalah dinding (mading).

Kepala SMPN 2 Parigi Muslihin memfokuskan kesembuhan anak didiknya tersebut. Soal perilaku DN yang kerap bermain sulap-sulapan atau atraksi, Muslihin mengatakan boleh jadi hal itu minat atau bakatnya.

"Mungkin mau jadi pesulap atau pemain debus," ujar Muslihin.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran Yani Achmad Marzuki mengatakan, setelah mendapatkan laporan bocah tak sengaja menelan paku, pihaknya turun tangan membantu keluarga pasien. "Jadi bukan ditelantarkan, tapi menunggu daftar antrean untuk menjalani operasi. Pasien di sana (RSHS) kan banyak," kata Yani membantah kabar DN telantar di RSHS.
Halaman 2 dari 2
(bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads