"Korban datang sendiri tanpa undangan dan kenal sama lingkung seni yang kami undang. Jadi dia kenal dengan lingkung seni itu," kata pengelola Gedung Budaya Sabilulungan (GBS) Adam ditemui di GBS, Rabu (27/11/2019).
Adam memastikan seekor ular yang dimainkan saat atraksi oleh HT itu jenis king cobra. Ular mematikan tersebut milik orang lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Adam, setiap akhir pekan selalu ada sejumlah kelompok seni yang berkegiatan di area GBS. "Tiap Minggu ada yang isi acara buat meramaikan kawasan. Ini bukan kegiatan khusus dari Disparbud, mereka datang sendiri, kami hanya memberi space untuk mereka berkegiatan," tuturnya.
Acara kesenian yang kerap digelar di kawasan tersebut di antaranya jaipongan dan pencak silat. Atraksi ular memang ada di dalam kesenian pencak silat.
"Ada yang (atraksi) ular, tapi sesuai prosedur. Tapi temannya ini (HT) pengin ikutan, tidak ada persiapan, apalagi kan ini ular milik orang lain. Dia (HT) merasa bisa dan akhirnya kejadian hal yang tidak diinginkan," ujar Adam.
Ia menegaskan kegiatan seni tersebut sudah berlangsung beberapa bulan belakangan ini. Setelah insiden HT tewas digigit ular, pihaknya tidak akan membubarkan kegiatan seni. Sebab, kata Adam, halaman GBS merupakan tempat warga Kabupaten Bandung berkesenian.
Berkaca dari insiden maut tersebut, Adam akan lebih selektif soal pertunjukan seni yang ditampilkan peserta. Sebelumnya, ia menegaskan, standard operating procedure (SOP) sudah diterapkan pihaknya untuk dipatuhi para pegiat seni.
"SOP-nya sudah ada, mereka latihan di sini sudah ada. Kami lebih selektif lagi dengan atraksi yang berbahaya. Latihan kesenian tetap dijalankan. Soalnya, kan kesenian itu kalau nggak dikasih space gitu, mau kapan lagi main," tutur Adam.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini