HT sempat dibawa ke dari RSUD Soreang, lalu dirujuk ke RSHS Bandung, Minggu (24/11). Pada Senin (25/11) sore, HT meninggal di RSHS Bandung.
Dokter RSHS Bandung Tommy Ruhimat mengatakan HT langsung menjalani perawatan intensif setiba di RSHS Bandung. Pihaknya langsung memberikan serum antibisa ular.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari gambar yang diterima detikcom, tangan kanan korban dari bagian sikut ke jari mengalami pembengkakan. Gigitan ular berbisa itu terjadi tepat di dekat lipatan sikut. Terlihat kulit HT menghitam. Hal tersebut diakibatkan racun bisa ular tersebut.
"(Hitam) pas di tempat gigitan. Racun ular kobra salah satu yang mematikan," Tommy menjelaskan.
Dilihat dari kondisi fisik dan efek bisa yang menggigit tangan HT, Tommy menduga ular itu jenis king cobra. Selain itu, sambung dia, orang yang digigit king cobra jarang ada yang bertahan. "Bisa atau racun king cobra sangat kuat. Bisa gigitan king cobra, angka survivalnya rendah," kata Tommy.
Tommy menjelaskan ada lima tingkatan derajat gigitan ular, yaitu derajat 0-4. Untuk derajat 0, tidak ada gejala sistemik setelah 12 jam, pembengkakan minimal, diameter 1 cm. Untuk derajat 1, bekas gigitan 2 taring, bengkak dengan diameter 1-5 cm, tidak ada tanda-tanda sistemik sampai 12 jam.
Derajat 2, sama dengan derajat 1, mengalami petechiae (bintik-bintik pada kulit), ecchymosis (memar), nyeri hebat 12 jam. Derajat 3 sama dengan derajat 1 dan 2, mengalami syok dan gangguan pernapasan, petechiae dan ecchymosis seluruh tubuh. Derajat 4 sangat cepat memburuk.
"Kalau sudah ada gejala di derajat 1 harus segera dikasih SABU, korban HT derajatnya antara 3 dan 4," ujarnya.
Tommy menuturkan kasus orang digigit ular king cobra tergolong jarang. "Kalau di RSHS sebulan satu belum tentu. Mungkin bisa ditangani di RS PPK 2 atau PPK 1 dan bisa ularnya tidak tingkat tinggi," kata Tommy.
Menurutnya, bila digigit ular dengan bisa lebih rendah dibandingkan ular kobra atau king cobra, korban bisa diselamatkan. "Beberapa ada yang jenis racun ularnya tidak terlalu kuat, biasanya hanya terlokalisasi di daerah gigitan. Jadi hanya bengkak. Tidak menyerang saraf sistem pernapasan dan jantung, jadi beberapa terselamatkan," ia menjelaskan.
Tommy mengungkapkan di Indonesia paling sering ular kobra, ular tanah, dan ular welang yang memiliki bisa yang tinggi. Lalu bagaimana penanganan pertama bila orang tergigit ular?
"Imobilisasi atau membuat bagian tubuh yang digigit ular itu tidak bergerak dan imobilisasi dengan elastic band. Metode ini khusus untuk kasus gigitan ular dengan bisa neurotoksin yang kuat," kata Tommy.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini