Kegiatan penganugerahan doktor kehormatan itu berlangsung di Aula Barat ITB, Jalan Ganeca, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (25/11/2019). Sekadar diketahui, apresiasi bidang kebijakan publik ini merupakan yang kedua yang diperoleh Hatta, setelah mendapatkan award dari Asia Society di Amerika Serikat pada 2011.
Prof Dr B Kombaitan MSc, selaku ketua tim promotor, mengatakan pemikiran Hatta tentang kebijakan publik terinspirasi pemikiran-pemikiran John Maynard Keynes, yang membawa perubahan besar dalam kebijakan ekonomi Inggris di era Great Depression pada 1930-an. "Di era itu, di tengah-tengah meluasnya kepercayaan akan gagasan pasar bebas dalam paham ekonomi neoklasik, Keynes mengedepankan kembali peranan negara melalui intervensi kebijakan publik dalam mendorong permintaan untuk memacu pertumbuhan ekonomi," tutur Kombaitan saat membacakan sambutan pertanggungjawaban akademik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kombaitan menilai Hatta menekankan pentingnya bergerak lebih jauh dari kebijakan ekonomi Keynesian, menuju Beyond Keynesian. Selain itu, dengan mengadopsi pemikiran Michael E Porter tentang keunggulan kompetitif, Hatta mendorong peranan negara dalam meningkatkan daya saing dan kemampuan para produsen untuk memproduksi barang-barang yang berdaya saing, sehingga konsumen membeli barang-barang tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Hatta menyampaikan orasi ilmiahnya berjudul 'Kebijakan Publik Unggul: Tantangan Indonesia Kemarin, Kini, dan Esok'. Hatta menjelaskan kebijakan publik menentukan keberhasilan suatu negara. "Jadi bukan karena pemerintahnya kuat sehingga efektif, namun karena kebijakan publik yang unggul sehingga didukung rakyatnya," ucap Hatta.
Orasi ilmiah yang disampaikan Hatta antara lain soal keberhasilan Indonesia mengatasi potensi krisis 2008 dan 2012, lalu saat ia menjabat Menko Perekonomian (2012) menjinakkan potensi krisis yang datang dari Eropa dan AS. Selain itu, Hatta membahas juga soal mewujudkan Indonesia Maju 2045. Ia menawarkan lima agenda, yaitu penguatan SDM dan penguasaan iptek, membangun pusat-pusat pertumbuhan baru, penguatan konektivitas dan infrastruktur, transformasi ekonomi ekstraktif menuju value added economy, dan entrepeneurial economy.
"Kita sedang memasuki bonus demografi yang harus dimanfaatkan menjadi kekuatan penggerak ekonomi nasional. Pemahaman terhadap proses inovasi, creativity dan entrepreneurship harus menjadi budaya bangsa. Pembangunan SDM tidak lagi bisa menggunakan pendekatan business as usual. Kita memerlukan a radical rethinking way of human capital development," tutur Hatta.
Rektor ITB Kadarsyah mengatakan pemikiran Beyond Keynesian doktor kehormatan Hatta Rajasa sebagai basis akademik yang menjadi pijakan dalam perumusan dan implementasi kebijakan publik, baik di sektor riset-teknologi, transportasi, maupun ekonomi secara keseluruhan.
"Capaian-capaian yang telah diraih oleh Dr (HC) Hatta Rajasa sebagai seorang alumni ITB, baik di bidang praktik maupun keilmuan kebijakan publik, adalah hal yang layak dibanggakan dan sekaligus menjadi sumber inspirasi bagi peningkatan dan perluasan kontribusi ITB di bidang kebijakan publik," kata Kadarsyah.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini