Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Diskar PB Kota Bandung Sihar Pandapotan Sitinjak menuturkan, dokumen kontinjensi bencana sudah selesai disusun sejak akhir tahun 2018. Namun, dokumen itu belum bisa diterapkan karena masih perlu dilakukan penyempurnaan.
"Semua dokumen menangani atau menanggulangi bencana. Kalau gempa harus begini, banjir harus begini. Bantuannya seperti apa. Hanya belum kita rilis karena kita mau FGD-kan dulu," ucap Sihar di Balai Kota Bandung, Selasa (19/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengungkapkan, dokumen kontinjensi yang telah disusun itu baru menyangkut penanganan bencana gempa. Secara bertahap pihaknya juga akan membuat kontinjensi bencana lainnya hingga benar-benar menjadi sebuah dokumen utuh.
"Rencana bantuan, semua dokumen menangani sebuah bencana. Kita baru gempa, karena (nanti) dokumennya berbeda-beda," katanya.
Sihar menilai, bencana gempa harus menjadi perhatian. Karena di Kota Bandung ini terdapat dua sesar yang berpotensi menimbulkan gempa dengan kekuatan besar yakni Sesar Lembang dan Sesar Cimandiri.
"Sesar Lembang (dampaknya) kalau (kekuatan gempa) skala 7,1 lebih dengan kepadatan bangunan di Bandung perkiraan itu tiga kali Palu kerugian dan jumlah korban," ucapnya.
Melalui dokumen yang dibuat itu, dia berharap, Pemkot dan masyarakat akan lebih siap saat menghadapi bencana. Proses penanganan juga bisa lebih jelas dan terarah.
"Kontijensi gempa sudah kita (buat) dan mau FGD. Tahun depan soal banjir. Nanti (setelah semua selesai) kita sebarkan (ke masyarakat) melalui sosialisasi," ujarnya. (mso/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini