Nurhandiah masih mengingat betul peristiwa krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada 1997-1998. Finansial keluarga Nurhandiah terdampak. Suaminya, Jamie Tabuga yang saat itu bekerja sebagai kontraktor tak banyak mendapatkan proyek.
"(Finansial) kita jatuh. Mau tidak mau kita harus berpikir agar bangkit lagi," kata Nurhandiah saat menceritakan perjuangannya membangun Istana Kerang yang berada di Desa Astapada, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (18/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Du tahun setelah krisis moneter, tepatnya tahun 2000, Nurhandiah mendapatkan ide tentang pemanfaatan limbah kulit kerang. Saat itu, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terjadi secara besar-besaran karena dampak krisis moneter. Nurhandiah melihat peluang mengajak sejumlah mantan pekerja untuk membantunya berbisnis kerajinan limbah kulit kerang.
Namun perjalananannya tak mulus. Produk hasil kerajinan Nurhandiah sempat dicampakkan pasar lokal. "Pernah di pameran Sarinah, Pasar Raya Jakarta, di mal Cirebon. Tapi sambutannya kurang. Akhirnya kita tarik lagi," katanya.
![]() |
"Sekarang yang masih rutin untuk eskspor itu ke Spanyol dan Jepang," kata Nurhandiah.
Nurhandiah mengaku sempat kebanjiran order dari luar negeri, tepatnya sekitaran tahun 2008 hingga 2010. Dalam satu bulan, Nuhandiah mampu mengirim produknya sebanyak 11 kontainer. Menjelang tahun 2015, pesanan ekspornya mulai mengalami penurunan.
"Ya waktu itu ada Prancis, Italia dan lainnya. Sekarang juga masih, kaya ke Thailand, Malaysia, Kuwait dan lainnya. Tapi tidak seperti dulu. Sekarang itu tiap bulannya sekitar tiga kontainer," kata Nurhandiah.
Jadi Tempat Wisata
Selain mengandalkan ekspor, Nurhandiah menerima pesanan kecil-kecilan seperti untuk suvenir pernikahan dan sebagainya. Selain itu, Istana Kerang juga kerap dikunjungi wisatawan.
"Ada kunjungan rombongan juga, yang personal datang ke sini juga ada. Ya membeli di sini. Memang prosentasenya tidak sebanyak yang kita ekspor," kata Nurhandiah.
Nurhandiah menamai rumah produksi kerajinan kerangnya dengan sebutan Istana Kerajinan Kerang. Pengunjung bakal dibuat takjub saat mengunjungi tempat yang dipenuhi produk berbahan kulit kerang dengan penataan yang rapi. Ada furnitur yang dihiasi lapisan kulit kerang, patung sapi, warna-warni lampu hias, hiasan dinding, piring-piringan, cermin dan lainnya.
"Kita gunakan bahan baku kulit kerang, berbagai jenis. Banyak, ada kerang dara, ijoan dan lainnya. Dari mana bahannya? Kita manfaatkan limbah kerang dari nelayan, pasar dan lainnya. Kita buat dari produk yang paling kecil hingga besar," kata Nurhandiah.
Selain menggunakan kulit kerang sebagai bahan baku utama, Nurhandiah juga menggunakan bahan penunjang lain seperti lem, resin, plat, besi, kayu, kuningan dan lainnya. Proses pembuatannya tergantung bentuk produknya. Harga kerajinan kerangnya itu dibandrol dari harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
![]() |
"Iya rombongan paguyuban, dengar dari teman ada Istana Kerang. Ke sini, ternyata bagus. Luar biasa sekali, enggak nyesel," kata Ina kepada detikcom.
Selain foto-foto, Ina juga tengah sibuk memilih sejumlah produk kerajinan kerang. "Masih proses milih-milih. Bagus-bagus sekali, semoga ada yang cocok ya," kata Ina.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini