Respons Driver Sukabumi-Cianjur soal Bomber Beratribut Ojol di Medan

Respons Driver Sukabumi-Cianjur soal Bomber Beratribut Ojol di Medan

Syahdan Alamsyah - detikNews
Rabu, 13 Nov 2019 14:16 WIB
Bom bunuh diri di Polrestabes Medan. (Foto: dok. Istimewa)
Sukabumi - Pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan disinyalir menggunakan atribut ojek online (ojol). Identitas jaket yang dipakai bomber itu mendapat respons dari komunitas driver ojol Sukabumi dan Cianjur, Jawa Barat. Mereka menyebut atribut jaket ojol secara bebas di media sosial dan situs jual-beli.

Ketua Baraya Online Sukabumi (BOS) Ruswanda mengatakan penjualan atribut perusahaan ojol di media sosial dan situs jual-beli cukup marak. "Diakui atau tidak, banyak kejahatan yang melibatkan seragam atau atribut ojol. Mulai pencurian motor hingga penjambretan. Kalau itu (atribut) dijual ke ojol lagi, saya rasa tidak jadi masalah. Namun kebanyakan atribut itu malah disalahgunakan," tutur Ruswanda kepada detikcom, Rabu (13/11/2019).


Ruswanda mencontohkan peristiwa kejahatan yang terjadi baru-baru ini di kantor Pemkot Sukabumi. Pencuri helm kedapatan menggunakan atribut ojol saat beraksi. Saat pelaku tertangkap, ternyata bukan driver ojol dan mengaku mendapat atribut dengan cara membeli di media sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beberapa waktu lalu ada pencurian helm di kantor pemda, dapat orangnya, ternyata bukan ojol. Dia hanya membeli atribut ojol saja, seolah-olah dia berlindung di atribut itu. Karena tidak bisa dimungkiri, kita memang kompak, tapi tidak untuk perbuatan negatif," ujar Ruswanda.

Ia berharap pihak perusahaan mengawasi ketat jual-beli atribut. Misalkan membuat satgas atau patroli di medsos soal jual-beli seragam, tujuannya mencegah aksi negatif orang yang menggunakan atribut ojol.

"Apalagi kejadian bunuh diri yang diduga pelakunya menggunakan atribut ojol. Kalau dipikir secara akal sehat, buat apa ya kita cari nafkah untuk keluarga di jalan. Kita sih berharap ada pengawasan dari aplikator soal jual-beli atribut itu," ucap Ruswanda.

Hal senada diungkapkan Ketua Forum Silaturahmi Ojol (Fosil) Sukabumi Hendra. Ia mengaku prihatin atas kejadian bom bunuh diri di Polrestabes Medan yang pelakunya beratribut ojol.

"Harapan agar rekan ojol di Sukabumi tetap tenang dan tidak terpancing oleh kejadian tersebut. Kita ojol yang cinta damai dan NKRI. Kita tunggu informasi penyelidikan dari kepolisian. Kalau soal jual-beli atribut, mungkin ranahnya di pihak aplikator," ujar Hendra.


Sementara itu, Ketua Komunitas Barudak Ojek Online Cianjur (KBOC) Helmy Adam mengutuk keras peristiwa ledakan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan. "Kami minta polisi mengusut tuntas peristiwa tersebut. Harapan kepada pihak aplikator agar sesegera mungkin mengungkap jati diri pelaku bom bunuh diri. Apakah benar-benar mitra atau hanya orang umum berseragam," ujarnya.

Di sisi lain, sopir ojol di Cianjur mengaku khawatir terkena dampak dari kejadian bom bunuh diri di Polrestabes Medan. "Meski terjadi di luar daerah, kejadian tersebut mungkin akan memberikan dampak pada driver angkutan online di Cianjur. Setidaknya ada imbas ke Cianjur, terutama pada pengemudi ojol. Bisa jadi semua pihak mewaspadai driver online," tuturnya.

"Kami tidak ingin pekerjaan ojol ini disalahgunakan oleh pelaku teror. Mereka bergabung dengan driver online sebagai kamuflase dalam melakukan aksinya. Kami pun pasti akan turut mencegah adanya pelaku teror," Helmy menambahkan.

Halaman 2 dari 2
(sya/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads