"Tanpa BBM, generator ini bisa menyuplai kebutuhan listrik rumah tangga selama delapan jam. Kuat untuk lima buah lampu, kulkas, tv dan kipas angin," kata Meidy, siswa jurusan Rekayasa Perangkat Lunak saat ditemui detikcom, Senin (11/11/2019).
Generator dipicu oleh listrik dari panel surya. Untuk mendapatkan listrik, para siswa memanfaatkan tenaga matahari atau solar cell yang melimpah di alam terbuka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Panel ini harus menampung sinar matahari selama 2 jam," katanya.
Yayan Sofyan, Wakil Kepala Sekolah SMK PGRI Telagasari menuturkan, generator tenaga surya itu adalah penyempurnaan dari alat yang diciptakan pada 2016. Dengan biaya Rp 5 juta, para siswa SMK itu berkreasi hingga membuat sejumlah prototipe.
Saat itu, sejumlah siswa SMK PGRI Telagasari yang tergabung dalam Tim Sangkuriang menyabet juara satu lomba Toyota Eco Youth ke-10. "Melalui alat ini, siswa kami meraih predikat Best of The Best untuk kategori science," kata Yayan.
Yayan bercerita, alat dengan nama 'Generator Electrical Circulatory System 750 Watt' itu berhasil mengalahkan total 2.534 proposal yang masuk ke panitia TEY ke-10.
Alat itu juga menyita perhatian sejumlah pemerintah daerah. Sofyan bercerita, H. Ramli, Bupati Aceh Besar misalnya, berminat memesan sejumlah generator untuk dipasang di daerah pedalaman Aceh Tengah.
![]() |
"Tapi kami belum penuhi permintaannya karena kami belum punya hak paten," Sofyan menambahkan.
Saat ini, pihaknya sedang mengurus hak cipta. Dibantu oleh Pemkab Karawang, hak cipta ditargetkan selesai secepatnya.
Eka Sanatha, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Karawang menuturkan, Generator tersebut menyita perhatian dalam pameran teknologi tepat guna di Jakarta. "Supaya bisa dijual bebas mereka harus punya hak cipta. Kita dorong untuk mengurus hak cipta. Jangan sampai diakui pihak lain," kata Eka.Siswa
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini