Sukabumi - Jujun Junaedi (45), tukang bubut asal Sukabumi, Jawa Barat, mengaku tak sembarangan dalam memilih bahan dan mesin untuk helikopter buatannya. Termasuk soal penggunaan mesin generator set (genset) yang digunakan sebagai dapur pacu untuk menerbangkan helikopter miliknya. Seperti apa?
Ia menyadari asumsi sebagian orang yang meragukan penggunaan mesin genset tersebut. Hal ini disebut Jujun karena mengetahui genset biasa digunakan hanya untuk penerangan listrik.
"Bukan sekadar penyebutan mesin genset, yang benar adalah mesin penggerak genset. Selama ini asumsi orang mesin genset itu (tenaganya) kecil, menghidupkannya ditarik untuk keperluan penerangan. Sebenarnya ini mesin penggerak genset kapasitas besar. Artinya, penggunaan mesin penggeraknya, bukan (langsung) gensetnya," ucap Jujun saat ditemui
detikcom, Rabu (6/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan menggunakan mesin penggerak genset, tenaga mentahan yang akan dicapai bisa mengangkat bobot hingga 1,7 ton. "Mesin ini kapasitasnya cukup besar, 24 PK 3.600 RPM 700 cc, dalam artian tenaganya kalau mentahan 1,7 ton," katanya.
 Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom |
Sementara alat transportasi udara lain menggunakan avtur atau bensol, Jujun memilih penggunaan bahan bakar Premium. Menurutnya, selain mudah didapatkan, penggunaannya jauh lebih murah dibanding bahan bakar pesawat yang biasa digunakan.
"Selain itu, helikopter ini bisa dinaiki oleh tiga sampai empat penumpang. Bobot pesawat saya buat tidak lebih dari 200 kilogram,
overload 250 kilo," ucapnya.
Jujun juga menggunakan rumus yang tak sembarangan dalam memperhitungkan aerodinamika helikopternya. Bermacam rumus ia terapkan ditambah keahliannya sebagai operator bubut.
"Rumus fisika, hukum Newton, terus keseimbangan, gravitasi, daya mesin didukung dengan otodidak yang bergerak di bidang teknik, saya juga operator mesin bubut, mesin las, mesin
miling dan mengerti tentang hidrolik," katanya.
Secara keseluruhan, helikopter Jujun terbuat dari rangka baja ringan, besi
hollow dan besi siku juga pelat. Untuk sisi baling-baling, ia menggunakan fiber modifikasi campuran logam. Helikopter memiliki bagian bodi depan dengan ukuran lebar 1,4 meter, tinggi 2,5 meter, dan panjang hingga bagian ekor 8 meter.
"Dua baling-baling utama dibuat berukuran 8 meter dan baling-baling belakang 2 meter. Semua baling-baling dibuat dari bahan fiber modifikasi. Saat ini sudah dibuat, insyaallah harapan saya awal tahun 2020 bisa uji coba dan bisa terbang," ucap Jujun.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini