Informasi yang dihimpun detikcom, perahu congkreng nelayan diketahui bermuatan tiga orang nelayan berangkat melaut pada pagi tadi. Ketiganya berangkat dari Dermaga Cisolok dan mencari ikan hingga masuk ke wilayah perairan Banten.
"Proses evakuasi yang dua orang masih dilakukan, kami dibantu Basarnas dan Polair. Nanti kedua nelayan akan dibawa oleh kapal BPPT yang terlibat kecelakaan, tapi karena tidak bisa sandar di dermaga kemungkinan akan dijemput ke tengah oleh perahu nelayan untuk mengurangi risiko," kata Dede Ola, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Sukabumi kepada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dihubungi terpisah, Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Jakarta, I Made Oka Astawa membenarkan perahu nelayan terlibat tabrakan dengan Kapal Baruna Jaya 1 milik BPPT.
"Kejadiannya siang, kita baru dapat informasi sore dari BPPT. Tubrukan lah ya, dua nelayan selamat sementara satu lagi masih proses pencarian untuk wilayah kerjanya masuk ke Kansar Banten," terangnya.
Oka juga menjelaskan Kansar Banten juga meminta bantuan ke Pos SAR Palabuhanratu, Sukabumi karena dua nelayan yang saat ini sedang dalam penjemputan minta pulang ke Palabuhanratu.
"Bantuan evakuasi dan pengamanan, kita berkoordinasi juga dengan Polair dan HNSI untuk fasilitasi nelayan termasuk unsur-unsur SAR lainnya. Disiapkan satu kapal jemput dan dibawa ke sekitar dermaga PLTU. Saat ini tim im sudah gerak, harusnya jam 20.00 WIB Sudah tiba di lokasi," tandasnya. (sya/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini