Ustaz Asep Mukarom Anwarulloh, salah seorang tokoh masyarakat Gegerbitung menyebut, E alias Magrib saat itu sedang dalam posisi membela diri saat kejadian berdarah itu terjadi. Ia membantu rekannya yang tiba-tiba diserang oleh sekelompok orang yang sebenarnya sama-sama saling mengenal.
Peristiwa itu terjadi pada Kamis (31/10) sekitar pukul 19.30 WIB di Ciengang, Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak lama datang 3 mobil berisi belasan orang di antaranya korban Dian Obe seorang ketua pemuda Kampung Bojongloa Sukabumi. Saat itu dua mobil terparkir sementara satu mobil mendekat ke kelompok yang tengah mediasi dengan perusahaan ayam. Menurut Asep kelompok yang bersama warga mengenal kelompok yang datang itu.
"Saling bersalaman, pelukan karena saling kenal. Tiba-tiba kelompok yang berada di dua mobil yang sebelumnya terparkir menghajar saudaranya pemilik lahan. Tidak terima temannya mendapat serangan Magrib membela, sampai akhirnya kejadian peristiwa itu," jelas Asep.
Terkait tanah yang menjadi sumber masalah dijelaskan Asep, Magrib posisi mengantar dan membantu proses mediasi. Tanah itu dijanjikan akan dibayar pihak peternakan ayam karena digunakan sebagai akses jalan menuju perusahaan tersebut, namun entah bagaimana mediasi yang awalnya kondusif berubah menjadi keributan yang akhirnya merenggut nyawa Dian Obe.
Asep menyebut saat ini situasi di lokasi sudah kondusif kedua kelompok bahkan sudah berdamai. Sementara kasusnya sendiri tetap dilakukan penyelidikan oleh polisi. Polisi tidak langsung turun tangan meredam keributan agar tidak meluas.
"Pemicunya ada permasalahan soal akses jalan ke salah satu perusahaan ayam di Gegerbitung. Kemarin malam anggota berjaga di lokasi untuk meredam konflik tersebut. Saat ini situasi sudah kondusif dan sejumlah saksi juga kooperatif memberikan keterangan kepada polisi," ucap Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi saat dihubungi, Jumat (1/11/2019). (sya/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini