Imron menyebutkan, mangga gedong gincu itu rencananya dikirim ke Kuwait dan Dubai. "Mangga gedong gincu ini harga di sananya mencapai 3,5 dolar Amerika atau sekitar Rp 45 ribu per kilonya. Kalau di sini sekitar Rp 15 ribu per kilonya. Artinya, ekspor mangga ini bisa meningkatkan ekonomi masyarakat," kata Imron usai pelepasan pengiriman ekspor mangga di Rest Area KM 229 B Tol Kanci-Pejagan.
Ia bangga dengan adanya komoditas unggulan yang bisa masuk ke pasar internasional. Bahkan, mangga gedong gincu sudah masuk ke sebagian negara-negara Asia, terkecuali Jepang.
"Eropa juga sudah masuk. Tapi Jepang memang sulit. Di sana ketat banget. Kita tetap berikhtiar terus sosialisi dan memperbaiki mutu agar bisa masuk ke Jepang," katanya.
![]() |
"Di sana harganya gila-gilaan, bisa Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta per kilo. Ya tapi sangat ketat untuk bisa masuk sana, utamanya kualitas," katanya.
Untuk satu pengusaha mangga gedong gincu, kata Imron, bisa mengekspor sebanyak 160 kuintal per bulannya. Namun, ia tak menyebut secara rinci jumlah secara komulatif mangga gedong gincu yang diekspor Kabupaten Cirebon per bulannya.
Selain mangga gedong gincu, Imron menyebut Pemkab Cirebon tengah berupaya agar komoditas lainnya bisa ekspor seperti mangga harumanis dan produk olahan makanan lainnya.
![]() |
"Untuk satu pohonnya itu bisa menghasilkan 56 kilogram, ini untuk pohon yang usianya muda. Kalau usianya 20 tahunan bisa dua kuintal, kalau yang usianya sudah 40 tahunan bisa panen hingga empat kuintal per pohon," kata Ali.
Saat ini pihaknya tengah berupa untuk menambah luasan penanaman pohon mangga. Termasuk bekerja sama dengan pengelola tol agar di sepanjang jalan melintasi Cirebon bisa ditanam mangga. "Masih rencananya, akan dibuat regulasinya begitu. Biar mencirikan Cirebon," katanya.
Acara pelepasan ekspor mangga gedong gincu itu diramaikan juga dengan pameran hasil bumi dan holtikultura yang digelar di Rest Area 229 B Tol Kanci-Penjagan, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Pameran tersebut sebagai upaya untuk memperkenalkan hasil bumi di Kabupaten Cirebon kepada para pengendara yang melintas di tol. (tro/tro)