Sambil menggenggam bendera merah putih, ia mengenakan topi untuk menangkis silaunya sang mentari siang itu. Langkahnya pelan nan teratur di tengah deru kendaraan yang lalu lalang.
Komaruddin merupakan penyintas stroke asal Bekasi. Ia tengah menjalankan aksi jalan kaki dari Bandung menuju Jakarta dengan membawa misi 'sebarkan optimisme sembuh bagi penderita stroke'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kehidupan pria kelahiran 25 Maret 1954 itu pernah jatuh saat stroke menderanya pada 2012 lalu. Pembuluh darah yang pecah membuat tubuhnya lumpuh sebelah dan rasa kesemutan parah di kaki. Ia pun tak bisa menelan air liur, sedangkan matanya pedih tak karuan.
"Sangat tiba-tiba dan tidak menyangka. Kehidupan saya berubah 180 derajat. Saya pensiun dari pekerjaan, ingin mengejar mimpi jadi budayawan Betawi. Sempat menggelar panggung lenong klasik, merugi dan terus kepikiran. Itulah titik poinnya," ujar Komaruddin saat ditemui detikcom, Jumat (25/10/2019).
Kendati demikian, ia tak mau menyerah dengan keadaan. Selama enam bulan, ia terus melakukan terapi hingga akhirnya bisa berjalan meski bahu masih miring dan langkahnya diseret.
"Bagi saya ini peristiwa yang mencekam tapi luar biasa bagi saya. Saat divonis stroke yang saya cari pertama kali adalah orang yang berhasil sembuh," katanya.
"Jangan menyerah, jangan hanya berbaring di kasur. Saya pernah mencoba beberapa olahraga sebagai terapi, hingga akhirnya berjalan kaki yang paling pas untuk saya," ujar dia melanjutkan.
Menurutnya kunci menjauhi stroke adalah dengan selalu berpikiran positif dan menjaga pola makan. Ia pun belajar teknik pernafasan untuk mengantisipasi anggota badan yang sulit digerakkan.
Beberapa tahun kemudian, Komaruddin berhasil pulih total. Ia pun berinisiatif untuk membuat kampanye sadar stroke dan menyebar optimisme sembuh kepada pengidap penyakit serangan otak tersebut.
"Saya bulatkan tekad untuk melakukan long march dengan biaya sendiri. Saya dibantu yayasan Cahaya Kita. Ada tim tiga orang di mobil, sopir dan yang mengatur penginapan dan makan," katanya.
![]() |
Rencananya, ia akan tiba di Jakarta pada 29 Oktober mendatang, tepatnya pada Peringatan Hari Stroke Se-dunia. "Tapi saya enggak ngoyo, mau mundur dua hari juga enggak masalah. Yang penting, niat dan pesannya tersampaikan," ujar pria lulusan FE Unpad itu. (tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini