Herman mendatangi rumah empat anak yatim piatu ke Kampung Pasir Kampung, Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (18/10/2019) kemarin. Ia datang ditemani tokoh masyarakat dan anggota Koramil.
"Jujur saja saya sangat tersentuh mendengar kisahnya di media, saya langsung cek ke lokasi dan mendengar langsung dari anak yang sulung dan keluarganya bagaimana peristiwa itu terjadi," kata Herman kepada detikcom, Sabtu (19/10/2019).
Melihat rumah empat anak yatim piatu itu tidak layak huni, Herman meminta masyarakat dan aparat desa gotong royong memperbaikinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Herman meminta aparatur desa dan kecamatan di Kabupaten Cianjur untuk gerak cepat dalam penanganan masalah-masalah sosial dan kebutuhan warganya.
"Saat ini segala sesuatu serba cepat, aparat pemerintah tidak hanya menunggu laporan dari warga. Bahkan kalau bisa pantengin informasi di media sosial dan media massa, aparat pemerintahan harus memberikan pelayanan bukan sekedar menunggu laporan," jelasnya.
Herman mencontohkan program Cianjur Ngawangun Lembur (CNL), menurutnya program itu adalah bagian dari cara pemerintah mencari permasalahan yang dihadapi warganya.
"Ini kepala daerah langsung yang turun bersama dinas-dinasnya, melihat dan mendengar apa saja yang diperlukan oleh warga. Misalkan jalan rusak kita bikin mulus, sekolah rusak kita bikin bagus. Selama anggaran siap, kenapa harus ditunda-tunda," tandasnya.
Sebelumnya, Heri Misbahudin (18), Riky Jumansyah (8), Rani Nafisa (5) dan Ramdan Fadilah (2) terpaksa harus menjadi yatim piatu setelah ayah mereka Maksum dan sang ibu Nuryani tewas digigit ular di dalam rumahnya. Maksum tewas pada Sabtu (17/2/2018) slam sementara Nuryani pada Jumat (11/10/2019).
(sya/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini