Hal itu ditandai dengan penandatanganan Head of Agreement (HoA) Pembiayaan Pengadaan Barang/Material antara PT Jasa Sarana dengan PT Indonesia Commodity & Derivatuves Exchange (ICDX) Logistik Berikat melalui fasilitasi PINA Center for Private Investment.
Selain itu, HoA juga dilakukan dengan PT ILB, Petrus Tjandra bersama investee (tempat di mana investor melakukan penanaman modal/penyertaan modal) lainnya, yakni PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan PT Brantas Abipraya di Jakarta, Senin (14/10).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alternatif pendanaan yang difasilitasi pemerintah pusat ini berguna untuk mengatasi kendala pembiayaan ekuitas proyek infrastruktur," kata Dyah dalam keterangan tertulis, Selasa (15/10/2019).
Ia mengaku akan menyalurkan skema fasilitas pembiayaan (material dan alat berat) dari PT ICDX Logistik Berikat untuk beberapa proyek yang dikerjakan PT Jabar Bumi Konstruksi sebagai anak perusahaan PT Jasa Sarana.
"Kemampuan keuangan BUMD yang terbatas merupakan tantangan pembangunan infrastruktur strategis di Jabar. Kami tentu akan mengupayakan akselerasi skema pembiayaan (fasilitasi), tidak lain guna men-support percepatan pembangunan proyek infrastruktur di Jabar," tutur dia.
Sementara itu, Chief Executive Officer PINA Center for Private Investment, Eko Putro Adijayanto mengatakan hingga Oktober 2019, telah memfasilitasi financial close senilai Rp 52 triliun dengan target financial close 2019 sebesar Rp 84 triliun.
Sementara jumlah proyek yang saat ini masuk dalam fasilitasi PINA Center for Private Investment adalah sebanyak 29 proyek dengan total nilai sebesar Rp 630 triliun.
"Dari sisi investor, PINA Center for Private Investment saat ini memiliki sejumlah investor utama dari dalam dan luar negeri, di antaranya adalah PT Taspen, BPJS Ketenagakerjaan, dan CPPIB (Canada Pension Plan Investment Board)," ujar Eko. (mud/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini