Kabupaten Bandung - Pascakebakaran hutan di Kawah Putih, Rancabali, Kabupaten Bandung, spanduk peringatan untuk tidak merokok dipasang pengelola di kawasan wisata tersebut.
Pantauan
detikcom, Senin (14/10/2019), spanduk peringatan bertuliskan 'DILARANG MENYALAKAN API DALAM BENTUK APAPUN (API UNGGUN, MEROKOK, MEMBAKAR SAMPAH DLL)' dan 'NO FIRE IN ANY FORM! (CAMP FIRE, SMOKING, BURNING TRASH, etc)'. Spanduk dipasang di setiap sudut kawasan wisata Kawah Putih dan di gerbang masuk pengunjung.
Spanduk itu dipasang pengelola, sesuai arahan dari Kapolres Bandung AKBP Indra Hermawan. "Sudah kami pasang sesuai arahan pihak kepolisian," kata Cluster Manager Perhutani Ciwidey Isal Putra Jaya di Kawah Putih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain memasang spanduk peringatan, pihaknya juga memberikan imbauan secara langsung kepada pengunjung dengan menggunakan pengeras suara. "Petugas kami juga memberikan imbauan langsung kepada wisatawan agar tidak merokok, membuat api unggun, membakar sampah dan menyalakan api dalam bentuk apapun," tutur Isal.
Sehari dibuka pascakebakaran, ia mengungkapkan, kunjungan wisatawan kembali ramai. Minggu kemarin tercatat 2.000 wisatawan mengunjungi Kawah Putih.
 Wisatawan menikmati pesona Kawah Putih. (Foto: Wisma Putra/detikcom) |
Meski sudah dibuka untuk umum, ada area yang tidak boleh dikunjungi wisatawan di antaranya kawasan Sunan Ibu dan Sunan Rama. Pengelola lebih memperketat pengawasan pengunjung yang datang ke obyek wisata ini.
"Kami juga akan mengedukasi pengunjung untuk taat dan mengikuti aturan, tidak merusak lingkungan flora fauna, terutama tidak merokok," ucap Isal.
Para pengunjung yang datang ke obyek wisata ini tetap antusias. Salah satunya Rasyid (30), wisatawan asal Manado, Sulawesi Utara.
"Suasananya bagus dan tenang. Pemandangannya mempesona. Meski kemarin saya lihat di berita hutan di Kawah Putih terbakar tidak mengganggu keindahan obyek wisata ini," ujar Rasyid.
Selain itu, Deden, salah satu fotografer di Kawah Putih, merasa bersyukur karena objek wisata ini kembali dibuka untuk wisatawan.
"Bisa mencari nafkah kembali setelah lima hari ditutup. Kemarin pas kebakaran saya tidak bisa mencari nafkah, bersama juru foto lainnya saya ikut menjadi relawan untuk memadamkan api," ucap Deden.
Merugi Selama 5 Hari TutupSempat ditutup karena kebakaran hutan, pengelola Kawah Putih mengaku mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Cluster Manager Perhutani Ciwidey Isal Putra Jaya mengatakan pihaknya menelan kerugian hingga Rp 250 juta.
"Kalau dari kunjungan dari lima hari selama ditutup itu sekitar Rp 250 jutaan. Itu kami hitung dari perbandingan di Minggu-minggu sebelumnya, belum kerugian matari yang dirasakan masyarakat setempat, seperti penarik ontang anting, pedagang, tukang foto dan lainnya. Itu hanya hitungan pengunjung yang kami monitor," tutur Isal.
Kini pengelola tengah menghitung kerugian materiel akibat kejadian kebakaran hutan tersebut. "Kalau fasilitas yang rusak akibat kebakaran itu baru Skywalk Cantigi dan View Deck Sunan Ibu. Itu fasilitas yang terbakar," ucapnya.
 Wisatawan mengunjungi objek wisata Kawah Putih. (Foto: Wisma Putra/detikcom) |
Selain itu, pihaknya juga mengecek jumlah pohon yang terbakar di kawasan hutan Kawah Putih. Menurut Isal, di musim hujan ini Perhutani akan segera menanami lahan yang pohonnya terbakar.
"Kami akan mencarikan bibit-bibit tanaman endemik Kawah Putih yaitu Cantigi kemarin kami lihat-lihat banyak anakan nanti musim hujan kami akan tanami lagi agar hijau lagi. Mungkin ribuan pohon (yang terbakar)," ujar Isal.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini