Melihat Pelstarian Macan Tutul Jawa di Kebun Binatang Bandung

Melihat Pelstarian Macan Tutul Jawa di Kebun Binatang Bandung

Reta Amaliyah Shafitri - detikNews
Jumat, 04 Okt 2019 18:32 WIB
Upaya pelestarian macan tutul jawa di Kebun Binatang Bandung. (Foto: Rico Bagus/detikcom)
Bandung - Konferensi Nasional Macan Tutul II pada pada 1-2 Oktober lalu menghasilkan kesepakatan pelestarian macan tutul jawa. Kebun Binatang Bandung bertepatan dengan Hari Satwa Sedunia menyatakan siap berupaya menjaga konservasi macan tutul jawa.

Humas Kebun Binatang Bandung Aan Sulhan menjelaskan, konferensi menghasilkan keputusan bahwa setiap Lembaga Konservasi atau Kebun Binatang yang memiliki macan tutul jawa harus ikut melestarikan populasi karnivor ini. Di alam ada sekitar 50 persen macan tutul jawa yang hidup di hutan konservasi atau hutan milik Perhutani yang rentan terhadap konflik dengan manusia.


Upaya pelestarian yang dilakukan Kebun Binatang Bandung salah satunya dengan memelihara macan tutul jawa agar suatu saat bisa berkembang biak, lalu hasilnya bisa direproduksi ke alam. Namun, sampai saat ini pihak Kebun Binatang Bandung belum berhasil mengembangbiakkannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Kebun Binatang Bandung ada tiga ekor macan tutul jawa yang telah ditangkar sejak 2009. Dua ekor jantan, satu ekor betina. Macan jantan bernama Sugih berumur 16-17 tahun dari Desa Sugihmukti, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung dan Beuti berumur 14-15 tahun dari Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis. Sedangkan macan betina bernama Maya berumur 19-20 tahun dari Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung.

"Dulu 6-8 tahun yang lalu macan tutul jawa betina pernah hamil, tapi keguguran. Sekarang kami masih berjuang, memelihara semaksimal mungkin sebagai bahan edukasi masyarakat umum, pelajar, maupun mahasiswa," ucap Paramedis dan Head Keeper Kebun Binatang Bandung Asep Heri, Jumat (4/10/2019).

Melihat Pelstarian Macan Tutul Jawa di Kebun Binatang BandungFoto: Rico Bagus
Asep menuturkan, kesulitan mereproduksi macan tutul jawa umumnya dalam hal pemasangan. Sebab, tidak semua macan tutul jawa bisa berpasangan. Terlebih, di Kebun Binatang Bandung kelompok umur macan tutul jawa yang dipelihara tidak seimbang.

"Di sini macan betina sudah tua, sedangkan yang jantan masih produktif," katanya.

Melihat Pelstarian Macan Tutul Jawa di Kebun Binatang BandungFoto: Rico Bagus
Disinggung soal bahasan saat konferensi, salah satu yang disorot adalah konflik macan tutul jawa saat berada di alam. Asep mengatakan, pihaknya telah menangani 7-8 kali evakuasi macan tutul jawa di Bandung Utara, Bandung Selatan dan Majalengka. Kebanyakan macan turun mencari air minum atau jantan muda kalah bersaing dengan jantan dominan.


Untuk menjaga kelestarian macan tutul jawa di alam liar, Asep berpesan agar warga peduli keberadaan macan tutul jawa yang populasinya sudah mulai berkurang. Selain itu, ia mengimbau agar warga atau oknum tak bertanggung jawab tidak berburu, tidak membuat stres, serta menjaga habitat.

"Kebun Binatang Bandung atau Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam akan melakukan edukasi yang influented," ucap Asep.
Halaman 2 dari 1
(tro/tro)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads