Sementara itu Presiden Mahasiswa Telkom University Yusuf Sugiyarto menyebut kelompok Anarcho sama-sama pelaku gerakan seperti mahasiswa. Namun dia juga menyayangkan aksi unjuk rasa di Bandung berujung ricuh.
"Jadi pandangan pribadi terkait dengan Anarcko, saya tidak ingin ada konflik horizontal antar pelaku gerakan. Tapi kita harus sama-sama evaluasi gerakan yang diciptakan. Ke depan harus ada penyelarasan gerakan semua elemen pergerakan," kata Yusuf.
"Saya harapkan ada gerakan berumur panjang, gerakan kolektif yang bersama-sama dengan satu tujuan bersama keberpihakan pada rakyat. Karena dengan kondisi gerakan sekarang ini yang sering chaos mengubah opini publik. Yang mana seharusnya jadi hero, malah jadi command enemy," tuturnya lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berbicara setuju tidak setuju (kelompok Anarcho) selama narasinya sama, kita sepakat bergerak bersama. Tetapi catatannya satu, bagaimana manajerial aksi kondisi lapangan harus disepakati. Kejadian chaos lain-lain mempengaruhi opini masyarakat. Artinya saya sepakati kolektifitas gerakan sama-sama mahasiswa dan elemen lain, tapi dalam manajemen gerakan harus evaluasi harus sesuai kesepakatan. Harus diperbaiki," tutur Yusuf.
Aksi demo di DPRD Jabar berakhir ricuh, Senin (30/9). Para demonstran menjebol pagar gedung wakil rakyat tersebut. Polisi membubarkan massa dengan melepaskan gas air mata dan water canon.
Kapolda Jabar Irjen Rudy Sufahriadi mengungkapkan aksi demo yang berakhir ricuh itu ditunggangi kelompok Anarcho-Syndicalism. "Mahasiswa nggak masalah, tapi ada kelompok yang menunggangi mahasiswa, namanya Anarcho. Kita semua paham, kita harus tahu. Dan saya juga harus sebutkan di mana-mana," kata Rudy di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (2/10).
(dir/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini