Respons Mahasiswa soal Anarcho Tunggangi Demo Ricuh di Bandung

Respons Mahasiswa soal Anarcho Tunggangi Demo Ricuh di Bandung

Dony Indra Ramadhan - detikNews
Kamis, 03 Okt 2019 14:43 WIB
Demonstran gelar aksi di depan gedung DPRD Jabar, Kota Bandung, Senin (30/9). (Foto: Dony Indra Ramadhan/detikcom)
Bandung - Polda Jabar menyebut aksi demonstrasi berakhir ricuh di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung, ditunggangi kelompok Anarcho-Syndicalism. Bagaimana respons mahasiswa menanggapi hal tersebut?

"Kami menyayangkan. Aksi mahasiswa yang anarki saja kami tolak, maka sudah tentu 'kelompok lain' di luar mahasiswa yang berpotensi merusak cita dan citra gerakan mahasiswa juga tegas kami tolak," ucap Kepala Departemen Kajian Strategis BEM Kema Unpad Muldan Halim Pratama kepada detikcom, Kamis (3/10/2019).


Muldan mengatakan dalam aksi di gedung DPRD Jabar pada Senin (30/9), BEM Kema Unpad tak ikut serta. Namun, pihaknya mempelajari dengan adanya kelompok tersebut. Dalam setiap aksi, menurut dia, BEM Kema Unpad kerap berhati-hati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karenanya BEM Kema Unpad cenderung sangat berhati-hati ketika hendak terlibat dalam sebuah aksi. Siapa koordinatornya, kelompok mana saja yang terlibat dan lainnya. Itu kami telaah lebih dahulu sebelum memutuskan ikut bergabung. Sehingga potensi rusuh bisa dipetakan. Jika kans rusuh besar, BEM Kema Unpad tidak akan ikut serta. Kami punya komitmen dan menginginkan penyaluran aspirasi yang substantif, aman dan damai," tuturnya.

"Basis gerakan BEM Kema Unpad adalah paduan antara gerakan moral dengan gerakan intelektual. Kami memahami betul bahwa penyampaian aspirasi adalah hak dalam berdemokrasi namun sepanjang dilaksanakan dalam koridor hukum yang ada. Tidak boleh sampai merugikan apalagi merenggut hak-hak masyarakat lainnya. Karenanya tentu kami tidak sepakat apabila sebuah aksi berujung anarki," ujar Muldan menambahkan.

Sementara itu Presiden Mahasiswa Telkom University Yusuf Sugiyarto menyebut kelompok Anarcho sama-sama pelaku gerakan seperti mahasiswa. Namun dia juga menyayangkan aksi unjuk rasa di Bandung berujung ricuh.

"Jadi pandangan pribadi terkait dengan Anarcko, saya tidak ingin ada konflik horizontal antar pelaku gerakan. Tapi kita harus sama-sama evaluasi gerakan yang diciptakan. Ke depan harus ada penyelarasan gerakan semua elemen pergerakan," kata Yusuf.

"Saya harapkan ada gerakan berumur panjang, gerakan kolektif yang bersama-sama dengan satu tujuan bersama keberpihakan pada rakyat. Karena dengan kondisi gerakan sekarang ini yang sering chaos mengubah opini publik. Yang mana seharusnya jadi hero, malah jadi command enemy," tuturnya lagi.

Yusuf mengharapkan bila ada aksi turun ke jalan lagi, perlu ada manajerial gerakan di lapangan yang lebih baik. Sehingga, menurut dia, tak akan muncul lagi kejadian-kejadian ricuh yang justru dapat mempengaruhi opini publik.

"Berbicara setuju tidak setuju (kelompok Anarcho) selama narasinya sama, kita sepakat bergerak bersama. Tetapi catatannya satu, bagaimana manajerial aksi kondisi lapangan harus disepakati. Kejadian chaos lain-lain mempengaruhi opini masyarakat. Artinya saya sepakati kolektifitas gerakan sama-sama mahasiswa dan elemen lain, tapi dalam manajemen gerakan harus evaluasi harus sesuai kesepakatan. Harus diperbaiki," tutur Yusuf.


Aksi demo di DPRD Jabar berakhir ricuh, Senin (30/9). Para demonstran menjebol pagar gedung wakil rakyat tersebut. Polisi membubarkan massa dengan melepaskan gas air mata dan water canon.

Kapolda Jabar Irjen Rudy Sufahriadi mengungkapkan aksi demo yang berakhir ricuh itu ditunggangi kelompok Anarcho-Syndicalism. "Mahasiswa nggak masalah, tapi ada kelompok yang menunggangi mahasiswa, namanya Anarcho. Kita semua paham, kita harus tahu. Dan saya juga harus sebutkan di mana-mana," kata Rudy di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (2/10).
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads